Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Ibu Suruh Anaknya Mengemis di Mal, Dianiaya jika Melawan hingga Takut Pulang ke Rumah

Kompas.com - 05/12/2019, 14:07 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com — M (36), seorang ibu rumah tangga, tega menyuruh anak kandungnya sendiri berinisial SR (9) yang masih duduk di bangku sekolah dasar untuk mengemis di salah satu mal yang berada di Kecamatan Panakkukang, Makassar.

Mirisnya, jika korban tak menuruti kemauan sang ibu, dirinya akan mendapat perlakuan kasar.

Akibat perlakuan kasar ibunya, SR pun jadi trauma dan takut untuk pulang ke rumah.

Aksi M yang menyuruh anaknya untuk mengemis berhenti pada Senin (2/12/2019) malam, setelah ia ditangkap polisi.

Tindakan M pertama kali diketahui seusai videonya yang memukul anaknya sendiri viral di media sosial.

Beriku fakta selengkapnya:

1. Kejadian selama dua tahun

Ilustrasi pengemis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi pengemis.

Kapolsek Panakukkang Kompol Jamal Fathurrahman mengatakan, dari informasi yang diterima, korban sudah dua tahun dieksploitasi oleh M.

"Dari informasi yang kita terima, sudah dua tahun (dieksploitasi) mulai dari kelas 1," kata Jamal, saat rilis kasus di Mapolsek Panakkukang, Selasa (3/12/2019).

Masih dikatakan Jamal, M kerap memukul SR jika bocah yang kini duduk di kelas 3 SD itu tidak mematuhi perintahnya untuk mengemis.

Baca juga: Ibu Ini Suruh Anaknya Mengemis di Mal, Sering Dianiaya jika Melawan

 

2. Dianiaya jika melawan

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Selain mengeksploitasi, sambung Jamal, M juga kerap melakukan kekerasan terhadap anaknya.

"Untuk sementara alibi dari ibu tersebut, anak ini memakai uang ibunya sebagai uang jajan. Tapi sedang kita dalami apakah seperti itu karena pengakuan anak, dia bilang disuruh meminta-minta di salah satu pintu mal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dari keluarga tersebut," katanya.

Atas kejadian itu, SR mengalami trauma dan enggan untuk pulang ke rumah.

Baca juga: Jadi Korban Kekerasan dan Eksploitasi Ibunya, Anak Ini Takut Pulang ke Rumah

 

3. Trauma dan takut pulang ke rumah

Ilustrasi traumaake1150sb Ilustrasi trauma

Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) P2TP2A Makmur mengatakan, atas kejadian yang dialaminya, SR jadi trauma untuk pulang ke rumah.

Sambungnya, saat ini SR berada di rumah aman P2TP2A.

"Memang terlihat dari wajah dan gestur memang anak ini sudah lama dieksploitasi. Pengakuan anak juga sering dipaksa, dipukul, dan dimarahi kalau tidak pergi cari uang," kata Makmur, saat diwawancara di Polsek Panakkukang, Makassar, Selasa (3/12/2019).

Baca juga: Panti Sosial Akan Kembalikan Uang Hasil Mengemis Muklis Sebesar Rp 194,5 Juta

 

4. Siapkan dokter dan psikolog

Ilustrasi dokteripopba Ilustrasi dokter

Untuk memulihkan trauma yang dialami korban, Makmur mengungkapkan, timnya sudah menyiapkan dokter dan psikolog.

"Karena dia (SR) trauma, makanya kami sudah menyiapkan dokter, psikolog, dan konseling karena memang anak ini tidak mau pulang ke rumah dulu karena masih takut," katanya.

Menurut Makmur, situasi memprihatinkan memang kerap terjadi pada SR selama dua tahun terakhir.

Baca juga: Orangtua Paksa Anak Mengemis dan Dipukuli, Ini Penjelasan Pengacara

 

5. Sering terlambat ke sekolah

Ilustrasi sekolahKOMPAS.com/Junaedi Ilustrasi sekolah

Ketika disuruh ibunya untuk mengemis, di pintu masuk salah satu mal di Kecamatan Panakkukang, setiap harinya SR mendapatkan uang sebanyak Rp 50.000.

Hasil ini diambil ibunya untuk biaya arisan dan membagikan sedikit kepada SR untuk jajan. SR baru pulang ketika pukul 10 malam ketika mal tersebut sudah tutup.

"Kadang kala ini anak terlambat bangun, jadi tidak pergi sekolah. Kadang pulang saat mal tutup sekitar jam 10 malam," ujarnya.

Baca juga: Awal Mula Kasus Orangtua Suruh Anak Mengemis dan Uangnya Digunakan Nyabu

 

5. Kondisi SR sudah membaik

Usai dirawat secara intensif di rumah aman P2TP2A Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Makassar, kondisi mental dan fisik SR (9), bocah yang jadi korban kekerasan dan eksploitasi ekonomi ibu kandungnya sendiri, berangsur membaik.

"Sekarang psikolog juga kita panggil untuk penanganan trauma healing, karena penanganannya lama kalau anak-anak begini," kata Kadis PPPA Kota Makassar Andi Tenri Palallo saat ditemui di kantornya, Rabu (4/12/2019).

Baca juga: Kondisi Bocah yang Dipukul dan Dipaksa Mengemis oleh Ibunya Kini Membaik

 

6. Fokus bantu pendidikan untuk SR

Tenri mengatakan bahwa pihaknya akan fokus membantu SR dalam bidang pendidikan dengan menyediakan tempat bagi SR belajar usai dua tahun mengalami kendala di sekolahnya karena disuruh mengemis oleh ibu kandungnya.

Ia menyebutkan, SR sudah dinonaktifkan oleh pihak sekolah karena terbengkalai saat harus menuruti keinginan orangtuanya.

"Memang sudah tidak aktif di sekolah, kelihatannya karena keseringan di jalan maka sekolah dianggap prioritas kesekian," kata Tenri.

Baca juga: 5 Fakta Orangtua Paksa Anak Mengemis, Dipukul dan Dirantai hingga Digunakan untuk Sabu dan Judi

 

(Penulis: Kontributor Makassar, Himawan | Editor: David, Oliver Purba, Robertus Belarminus, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com