Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sabar Subadri, Pelukis Tanpa Tangan yang Enggan Disebut Disabilitas

Kompas.com - 04/12/2019, 17:35 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sabar Subadri (40) seorang penyandang cacat yang terlahir tanpa kedua tangan, dan kaki kirinya lebih pendek dari satunya.

Sabar begitu sapaan akrab pria kelahiran Salatiga, 4 Januari 1979 ini memang memiliki kondisi yang berbeda dengan manusia pada umumnya.

Kendati terlahir dengan tubuh tak sempurna, namun keterbatasan itu tak membuat Sabar merasa berbeda dengan orang normal bahkan dia menolak dikatakan sebagai seorang penyandang disabilitas.

"Saya lebih baik disebut sebagai penyandang cacat daripada disabilitas. Karena pengertian disabilitas sama halnya dengan tidak memiliki kemampuan. Sementara kita sebenarnya memiliki kemampuan yang lebih,"ujar Sabar saat ditemui usai pembukaan pameran tunggalnya di Mall Ciputra Semarang, Selasa (3/12/2019).

Baca juga: Mendobrak Sunyi, Upaya Grab Meretas Keterbatasan Penyandang Disabilitas

Sabar ingin agar pemahaman tentang disabilitas yang disematkan kepada para penyandang cacat selama ini bisa dimaknai kembali.

"Jangan ulas tanpa alis. Kita tidak ingin di kasihani tapi tidak memberdayakan. Makanya saya mewakili mereka (penyandang cacat) yuk kita pikir ulang apa yang disematkan kepada kita," jelas Sabar.

"Hanya saja secara visual ada yang tidak hadir dalam tubuh kita bisa dibahasakan begitu. Kalau disabilitas itu kan maknanya tidak mampu kita gak mau dipandang tidak mampu," tandasnya.

Menurut Sabar dengan bakat melukis yang dianugerahkan kepadanya sejak sedari kecil, kondisi tersebut justru menjadi spirit baginya hingga melampaui batas pencapaian.

Sabar kini banyak menghasilkan lukisan naturalis, sebagian besar tentang alam dan manusia yang telah dipamerkan di berbagai kota dan mancanegara.

Baca juga: Hari Disabilitas Internasional, Nadiem: Guru Harus Paham Prinsip Pendidikan Khusus

Hari Disabilitas Internasional

Di Semarang, pada peringatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember ini,

Sabar menggelar pameran tunggalnya berkolaborasi dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah hingga 5 Desember mendatang di Mall Ciputra.

Ada 32 karya lukisan yang dipamerkan dengan tema yang diangkat tentang "Spirit Kehidupan".

Di sisi lain, Kepala Disporapar Jawa Tengah Sinoeng Rachmadi menuturkan pameran ini merupakan bentuk kolaborasi dalam rangka peringatan hari internasional penyandang disabilitas.

"Satu pelajaran yang bisa saya petik dari mas Sabar bahwa diksi disabilitas sebaiknya diganti dengan penyandang cacat saja. Karena ada sebuah kejujuran tentang kondisi tersebut. Mereka butuh kesetaraan terhadap ekspresi dan potensi yang dimiliki," jelas Sinoeng.

Sementara tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Sabar pun telah berhasil menelurkan dua buah buku yang berjudul "Tanpa Mimpi" dan "Memoar Seorang Pelukis Kaki."

Baca juga: Harapan di Pundak Angkie Yudistia: Melawan Stigma Disabilitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com