Untuk harga anggur jenis ninel, per kilogramnya seharga Rp100.000. Pembeli bebas memilih sendiri buahnya yang dipetik langsung dari pohonnya.
Apabila anggur di satu rumah penduduk sudah habis, pembeli bisa berpindah ke rumah penduduk lainnya.
Rio menjelaskan, anggur jenis ninel yang dikembangkan di Bantul ini tingkat kemanisaannya lebih tinggi dibandingkan di negara asalnya.
"Di sini lebih manis dibanding di sana (ukraina). Tingkat kemanisannya bisa mencapai 22 brix, hampir setara dengan gula pasir yang berada di angka 24 brix," ucap Rio.
Pada beberapa tahun terakhir, Rio dan warga lainnya mencoba untuk tidak menggunakan pestisida.
Untuk pemupukan, warga menggunakan pupuk kandang yang dipakai dua hari sekali.
Rio menyarankan agar pembeli dan wisatawan untuk datang pada bulan Juli sampai Oktober. Menurut dia, saat itu buah sedang dalam kondisi paling bagus.
Saat Kompas.com berkunjung ke lokasi, hampir sebagian besar anggur yang tumbuh di pekarangan warga masih hijau.
Harus menunggu beberapa minggu lagi agar anggur siap dikonsumsi.
Bibit sebagai alternatif
Beberapa pengunjung yang tidak bisa membeli buah, ada juga yang membeli bibit, yang dijual mulai Rp125.000 per batang.
Untuk yang membeli bibit disarankan mempersiapkan lahan terlebih dahulu, dan jangan menggunakan lahan bekas tanaman yang terkena penyakit.
"Jangan menggunakan bekas lahan yang baru saja kena penyakit. Misalnya, cabai yang mati kena penyakit lalu dicabuti dan ditanami anggur. Pohon anggur ini rentan kena penyakit," ucap Rio.
Desi, salah seorang pengunjung asal Yogyakarta mengakui bahwa anggur hasil kebun warga Dusun Plumbungan tergolong manis, dan segar.
"Manis dan segar, apalagi bisa metik sendiri," ucapnya.
Pengunjung lainnya, Mustakim yang merupakan warga Kulon Progo mengaku membeli bibit untuk ditanam di lahan milik saudaranya.
"Kebetulan tadi juga ada saudara saya di Sleman titip satu untuk uji coba, karena dirinya sedang mencoba menjadi petani," kata Mustakim.
Baca juga: Kisah Polisi di Lamongan yang Dirikan Jasa Antar Jemput Gratis Siswa Yatim Piatu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.