Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Unik Cegah Stunting, Peternak Sapi Diajarkan Membuat Keju

Kompas.com - 03/12/2019, 16:33 WIB
Dian Ade Permana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


SALATIGA, KOMPAS.com - Pegiat Keju Salatiga menggalakkan pembuatan keju produksi rumahan.

Hal tersebut dilakukan untuk membantu program pemerintah dalam mengatasi persoalan gizi buruk dan stunting.

Stunting adalah kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.

Baca juga: Pria Bersenjata yang Ditembak Pernah Tulis Ancaman untuk TNI dan Polri

Pemilihan pembuatan keju tersebut karena produk olahan dari susu tersebut cukup diminati.

Salah seorang Pegiat Keju Salatiga Dicky Iriawan mengatakan, produksi susu di Salatiga cukup berlimpah.

Selain itu, hampir semua peternak langsung menjualnya setelah diperas.

"Dengan susu diolah menjadi keju, harga jual lebih baik sehingga kesejahteraan meningkat. Sasaran kesehatan memberantas stunting dalam kapasitas peningkatan gizi juga tercapai," ujar Dicky di Rumah Djampee Salatiga, Selasa (3/12/2019).

Saat ini, di Rumah Djampee Salatiga sedang dilakukan pelatihan pembuatan keju rumahan yang diikuti 25 peserta.

Menurut Dicky, Salatiga juga memiliki potensi sebagai cheese town atau kota keju.

"Salatiga bisa menjadi kota keju. Tentu yang dimaksud bukan keju pabrikan, tapi kota yang memiliki perajin keju home made terbanyak. Embrionya nanti bisa di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo," kata Dicky.

Pada tahap awal, ada 25 peternak sapi yang diajarkan membuat keju.

Mereka mendapat materi pelatihan berupa proses pengolahan susu menjadi keju, bisnis keju, hingga pemasaran merek.

Setelahnya, akan ada pendampingan setidaknya hingga satu tahun ke depan untuk produksi dan pemasaran keju rumahan tersebut.

Baca juga: Kisah Polisi di Lamongan yang Dirikan Jasa Antar Jemput Gratis Siswa Yatim Piatu

Lurah Kumpulrejo Eska Bayu Sukmawan mengatakan, di daerahnya ada 15 kelompok tani ternak (KTT).

"Dalam satu hari, produksi susu mencapai 3.000 liter. KTT terbanyak memproduksi susu adalah KTT Margoraharjo 4 dan KTT Rukun Santoso," kata Bayu.

Kegiatan pelatihan ini dinilai sangat bermanfaat, karena hampir 80 persen penduduk Kumpulrejo bekerja sebagai peternak sapi perah.

Selama ini, hasilnya hanya berupa susu segar yang langsung dijual ke koperasi.

"Harapan kami pelatihan ini bisa memberikan ilmu untuk pengolahan hasil susu itu menjadi produk yang harganya lebih baik daripada menjual bahan baku," kata Bayu.

Seorang peternak, Ngaderi mengatakan, harga jual susu segar berkisar Rp 5.000.

"Kami berharap banyak dengan pelatihan pembuatan keju ini, karena harganya lebih baik dari sekadar susu, sehingga ekonomi warga kami akan lebih baik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com