PEKANBARU, KOMPAS.com - Sudah sepekan banjir mengepung permukiman rumah warga di Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
Selama kebanjiran, kebanyakan korban tidak mau mengungsi. Mereka lebih memilih tetap bertahan di rumah.
Darmi (22) salah seorang warga yang masih bertahan di tengah banjir. Dia tinggal di sebuah rumah panggung terbuat dari kayu.
Meski rumahnya sudah dibangun setinggi lebih kurang satu meter, namun air masih menjangkau lantai rumahnya.
Baca juga: Banjir di Rokan Hulu Belum Surut, Kegiatan Belajar-Mengajar Diliburkan
Di depan rumahnya terdapat jembatan kayu kecil untuk keluar masuk. Karena seluruh pekarangan rumahnya digenangi air.
Saat ditemui Kompas.com, Selasa (3/12/2019) siang, Darmi mengaku sudah sepekan dikepung banjir.
"Banjir di sini sudah sepekan. Air sudah sampai ke dalam rumah," kata dia.
Di rumah itu, Darmi tinggal bersama suaminya, Fauzar (30) dan dua orang anaknya.
Mereka masih betah bertahan di rumah ketimbang mengungsi ke posko pengungsian yang telah disediakan pemerintah di halaman Kantor Camat Bonai Darussalam.
Alasan Darmi tidak mau mengungsi, karena sudah biasa kebanjiran.
"Kalau banjir kami sudah biasa. Karena setiap tahun banjir terus di sini. Rumah saudara banjir juga. Mereka juga tidak mengungsi," ucap Darmi.
Seluruh peralatan masak dan pakaian di dalam rumahnya sudah dinaikkan ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Korban Banjir di Rokan Hulu Mulai Diserang Penyakit
Sedangkan untuk tempat tidur, tampak dibuat dari kayu berbentuk seperti meja.
"Tempat tidur kami buat pangkin. Kalau airnya naik, pangkinnya ditinggikan lagi," sebut Darmi.
Darmi tergolong warga yang kurang mampu. Suaminya sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan juga sesekali panen sawit orang.
Tetapi, selama banjir melanda, suaminya tidak bisa panen, karena hampir semua kebun sawit di desa itu direndam air.
"Kalau sekarang ini suami saya cuma cari ikan saja. Kadang dapat ikan banyak kadang dikit. Tapi kami tetap bersyukur," ungkap dia.
Darmi juga bersyukur telah diberikan bantuan sembako, yang disalurkan Pemerintah Desa Bonai beberapa hari lalu.
Bantuan tersebut, sementara cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Alhamdulillah, bantuan dari desa sudah ada. Kemarin saya juga dikasih bantuan sama bapak-bapak polisi (Polres Rohul). Ya, dicukupin saja yang ada sekarang. Cari uang susah kalau sudah banjir gini," ucap Darmi.
Hal yang sama dirasakan Asnimar (38). Ibu rumah tangga ini tak bisa berbuat banyak dikala banjir datang.
"Ya, kayak ginilah. Tiap tahun banjir," ujar dia.
Asnimar juga masih bertahan di rumah yang dibangun permanen itu. Meski ketinggian air di dalam rumah mencapai sekitar 40 sentimeter.
Dia tetap memilih bertahan di rumah karena juga sudah biasa kebanjiran.
"Sudah biasa banjir. Enggak pernah ngungsi kalau masih bisa tidur di pangkin dalam rumah. Kalau banjir di sini mau kadang sampai sebulan lebih. Sekarang baru satu minggu," kata Asnimar.
Dia juga mengaku suaminya sulit mendapat uang apabila sudah musim banjir.
Baca juga: Akses Terputus Banjir, 2 Desa di Rokan Hulu Belum Terima Bantuan
Sebab, tidak ada pekerjaan lain selain mencari ikan di tengah genangan banjir.
Untuk makan sehari-hari selama banjir, lanjut dia, hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.
"Bantuan dari pemerintah sudah ada. Alhamdulillah, cukuplah buat makan sama anak-anak," sebutnya.
Genangi dua desa
Sementara itu, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Bonai Darussalam, M Yamin menyampaikan, banjir di Kecamatan Bonai masih merendam dua desa.
"Desa Bonai dan Desa Kasang Padang masih banjir. Akses ke sana juga masih sangat sulit dilalui, karena jalan penghubung desa digenangi air dibeberapa titik," kata Yamin, kepada Kompas.com, Selasa.
Dia mengatakan, di Desa Bonai tercatat 1005 KK yang terdampak banjir, sedangkan Desa Kasang Padang 119 KK.
Selain rumah warga, untuk di Desa Bonai terdapat empat sekolah yang juga digenangi banjir. Sehingga, sudah dua hari ini siswa diliburkan.
"Hari ini kondisi banjir di dua desa itu sedikit surut. Tapi saat ini kita khawatirkan air naik lagi, karena cuaca masih hujan di hulu Sungai Rokan Kiri," sebut Yamin.
Sedangkan tiga desa yang sebelumnya juga banjir, tambah dia, saat ini sudah jauh surut dan hampir kering.
"Untuk di Desa Sontang, Desa Teluk Sono dan Kasang Mungkal sudah mau kering. Warga juga sudah mulai beraktivitas seperti biasa," kata Yamin.
Diberitakan sebelumnya, banjir mengepung ribuan rumah warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Rohul, Riau.
Banjir di sebagian Negeri Seribu Suluk, itu terjadi sejak, Minggu (24/11/2019) lalu.
Baca juga: Bantuan Sembako Disalurkan ke Ribuan Korban Banjir di Rokan Hulu
Luapan air sungai menjadi pemicu banjir tersebut. Sebab, curah hujan di bagian hulu sungai di wilayah Sumatera Barat sangat tinggi.
Banjir yang menggenangi rumah warga, tercatat sebanyak 1,940 KK. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 60 sampai tiga meter.
Dibeberapa titik, banjir nyaris menenggelamkan rumah warga di wilayah pecahan dari Kabupaten Kampar itu.
Termasuk di jalan lintas provinsi penghubung Riau-Sumut terdapat enam titik banjir.
Sehingga, ruas jalan lintas hanya bisa dilewati truk-truk tronton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.