Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga di Rokan Hulu Bertahan di Tengah Kepungan Banjir

Kompas.com - 03/12/2019, 15:47 WIB
Idon Tanjung,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sudah sepekan banjir mengepung permukiman rumah warga di Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau. 

Selama kebanjiran, kebanyakan korban tidak mau mengungsi. Mereka lebih memilih tetap bertahan di rumah.

Darmi (22) salah seorang warga yang masih bertahan di tengah banjir. Dia tinggal di sebuah rumah panggung terbuat dari kayu.

Meski rumahnya sudah dibangun setinggi lebih kurang satu meter, namun air masih menjangkau lantai rumahnya. 

Baca juga: Banjir di Rokan Hulu Belum Surut, Kegiatan Belajar-Mengajar Diliburkan

Di depan rumahnya terdapat jembatan kayu kecil untuk keluar masuk. Karena seluruh pekarangan rumahnya digenangi air.

Saat ditemui Kompas.com, Selasa (3/12/2019) siang, Darmi mengaku sudah sepekan dikepung banjir. 

"Banjir di sini sudah sepekan. Air sudah sampai ke dalam rumah," kata dia.

Di rumah itu, Darmi tinggal bersama suaminya, Fauzar (30) dan dua orang anaknya.

Mereka masih betah bertahan di rumah ketimbang mengungsi ke posko pengungsian yang telah disediakan pemerintah di halaman Kantor Camat Bonai Darussalam.

Alasan Darmi tidak mau mengungsi, karena sudah biasa kebanjiran.

"Kalau banjir kami sudah biasa. Karena setiap tahun banjir terus di sini. Rumah saudara banjir juga. Mereka juga tidak mengungsi," ucap Darmi.

Seluruh peralatan masak dan pakaian di dalam rumahnya sudah dinaikkan ke tempat yang lebih tinggi.

Baca juga: Korban Banjir di Rokan Hulu Mulai Diserang Penyakit

Sedangkan untuk tempat tidur, tampak dibuat dari kayu berbentuk seperti meja.

"Tempat tidur kami buat pangkin. Kalau airnya naik, pangkinnya ditinggikan lagi," sebut Darmi.

Darmi tergolong warga yang kurang mampu. Suaminya sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan juga sesekali panen sawit orang.

Tetapi, selama banjir melanda, suaminya tidak bisa panen, karena hampir semua kebun sawit di desa itu direndam air.

"Kalau sekarang ini suami saya cuma cari ikan saja. Kadang dapat ikan banyak kadang dikit. Tapi kami tetap bersyukur," ungkap dia.

Darmi juga bersyukur telah diberikan bantuan sembako, yang disalurkan Pemerintah Desa Bonai beberapa hari lalu.

Bantuan tersebut, sementara cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Alhamdulillah, bantuan dari desa sudah ada. Kemarin saya juga dikasih bantuan sama bapak-bapak polisi (Polres Rohul). Ya, dicukupin saja yang ada sekarang. Cari uang susah kalau sudah banjir gini," ucap Darmi.

Hal yang sama dirasakan Asnimar (38). Ibu rumah tangga ini tak bisa berbuat banyak dikala banjir datang. 

"Ya, kayak ginilah. Tiap tahun banjir," ujar dia.

Asnimar juga masih bertahan di rumah yang dibangun permanen itu. Meski ketinggian air di dalam rumah mencapai sekitar 40 sentimeter.

Dia tetap memilih bertahan di rumah karena juga sudah biasa kebanjiran. 

"Sudah biasa banjir. Enggak pernah ngungsi kalau masih bisa tidur di pangkin dalam rumah. Kalau banjir di sini mau kadang sampai sebulan lebih. Sekarang baru satu minggu," kata Asnimar.

Dia juga mengaku suaminya sulit mendapat uang apabila sudah musim banjir. 

Baca juga: Akses Terputus Banjir, 2 Desa di Rokan Hulu Belum Terima Bantuan

Sebab, tidak ada pekerjaan lain selain mencari ikan di tengah genangan banjir.

Untuk makan sehari-hari selama banjir, lanjut dia, hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.

"Bantuan dari pemerintah sudah ada. Alhamdulillah, cukuplah buat makan sama anak-anak," sebutnya.

Genangi dua desa

Sementara itu, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Bonai Darussalam, M Yamin menyampaikan, banjir di Kecamatan Bonai masih merendam dua desa.

"Desa Bonai dan Desa Kasang Padang masih banjir. Akses ke sana juga masih sangat sulit dilalui, karena jalan penghubung desa digenangi air dibeberapa titik," kata Yamin, kepada Kompas.com, Selasa.

Dia mengatakan, di Desa Bonai tercatat 1005 KK yang terdampak banjir, sedangkan Desa Kasang Padang 119 KK.

Selain rumah warga, untuk di Desa Bonai terdapat empat sekolah yang juga digenangi banjir. Sehingga, sudah dua hari ini siswa diliburkan.

"Hari ini kondisi banjir di dua desa itu sedikit surut. Tapi saat ini kita khawatirkan air naik lagi, karena cuaca masih hujan di hulu Sungai Rokan Kiri," sebut Yamin.

Sedangkan tiga desa yang sebelumnya juga banjir, tambah dia, saat ini sudah jauh surut dan hampir kering.

"Untuk di Desa Sontang, Desa Teluk Sono dan Kasang Mungkal sudah mau kering. Warga juga sudah mulai beraktivitas seperti biasa," kata Yamin.

Diberitakan sebelumnya, banjir mengepung ribuan rumah warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Rohul, Riau.

Banjir di sebagian Negeri Seribu Suluk, itu terjadi sejak, Minggu (24/11/2019) lalu.

Baca juga: Bantuan Sembako Disalurkan ke Ribuan Korban Banjir di Rokan Hulu

Luapan air sungai menjadi pemicu banjir tersebut. Sebab, curah hujan di bagian hulu sungai di wilayah Sumatera Barat sangat tinggi.

Banjir yang menggenangi rumah warga, tercatat sebanyak 1,940 KK. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 60 sampai tiga meter.

Dibeberapa titik, banjir nyaris menenggelamkan rumah warga di wilayah pecahan dari Kabupaten Kampar itu.

Termasuk di jalan lintas provinsi penghubung Riau-Sumut terdapat enam titik banjir.

Sehingga, ruas jalan lintas hanya bisa dilewati truk-truk tronton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com