Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kasus HIV/AIDS Meningkat, Didominasi Seks Antar-lelaki

Kompas.com - 01/12/2019, 09:49 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus bertambah dari waktu ke waktu. Kurun lima tahun terakhir, trennya meningkat.

Data pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menunjukkan, jumlah penderita HIV/AIDS tahun ini naik dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 140 orang menjadi 158 orang hingga Oktober.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Cianjur, Rostiani Dewi menyebutkan, kalangan LSL (lelaki seks lelaki) mendominasi jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tahun ini, yakni sebanyak 71 orang.

"Sisanya dari kalangan wanita penjaja seks, waria, pengguna narkoba jarum suntik dan masyarakat umum, termasuk ibu rumah tangga, anak-anak dan juga balita,” tutur Rostiani kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2019).

Baca juga: Balita di Cianjur Terkena HIV/AIDS

Menurut dia, dominasi ODHA dari kaum biseksual tersebut tidak terlepas dari fenomena seks antarlelaki di Kabupaten Cianjur yang merebak dalam beberapa tahun terakhir ini.

“Aktivitas seks menyimpang ini paling rentan dalam penularan HIV/AIDS, sehingga tidak mengherankan jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata dia.

Oleh karena itu, ODHA dari kalangan LSL saat ditemukan (diperiksa) banyak yang sudah stadium AIDS.

Pihak dinas sendiri mengaku kesulitan untuk menjangkau komunitas mereka karena tertutup.

"Karenanya, bersama KPA (Komisi Penanggulangan Aids) kami gandeng NGO-NGO agar bisa menjangkau komunitas tersebut. Ternyata saat dilakukan tes terhadap mereka, banyak yang sudah positif (HIV/AIDS),” ucap dia.

Menurut Rostiani, ada banyak faktor yang memicu maraknya perilaku seks antarlelaki di Kabupaten Cianjur. Selain soal orientasi seksual, gaya hidup dan tuntutan ekonomi juga turut menjadi faktor pemicu.

"Ada juga karena broken home. Mencari pelarian hingga bergabung dengan komunitas itu yang dirasa lebih memberikan rasa nyaman, termasuk juga ada yang diakibatkan pengalaman masa lalu yang buruk, seperti pernah menjadi korban sodomi," terang dia.

Perilaku seks antarlelaki ini, lanjut dia, telah menyasar hampir semua kalangan, pegawai swasta, ASN (pegawai pemerintahan), buruh pabrik hingga pelajar dan mahasiswa.

"Hal ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya, ada kasus pelajar yang jadi LSL lebih karena tuntutan gaya hidup, dijanjikan dibelikan handphone atau diiming-imingi materi lainnya," ujar dia.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Cianjur, Hilman menambahkan, jumlah ODHA dari kalangan LSL di Kabupaten Cianjur cukup masif. Setiap bulannya selalu saja ada temuan kasus baru.

“Rata-rata mereka usia produktif, 17 hingga 35 tahun. Malah ada yang masih berstatus pelajar SMP, namun persentasenya kecil,” kata Hilman, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/12/2019).

Baca juga: ASN Bekerja di Rumah, Sekda Cianjur: Kalau Tahun Depan Belum Siap

Pihaknya mengaku kesulitan untuk menekan dan mencegah penyebaran HIV/AIDS di kalangan LSL karena keberadaannya yang sulit dideteksi.

“Soalnya mereka tidak menegaskan diri dari segi penampilan, malah di antara mereka ada juga yang punya anak dan istri. Namun, suka melakukan aktivitas seks antarlelaki, termasuk juga dengan waria,” ucap dia.

Selain seks antarlelaki, sambung Hilman, seks bebas dengan gonta-ganti pasangan menjadi penyebab dominan lainnya penyebaran penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut di Kabupaten Cianjur.

“Kalau dari sebarannya (pengidap HIV/AIDS), terpusat di daerah perkotaan, dan di wilayah-wilayah yang ada tempat-tempat wisata,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com