Sandiaga Uno Sebut Investasi Harus Dibebaskan dari Proses Politik

JEMBER, KOMPAS.com - Mantan Cawapres Sandiaga Uno mengatakan, setiap tahun, selalu ada musim politik.

Akibatnya, banyak investor yang masih menunda untuk berinvestasi. Seharusnya, kata Sandiaga, politik dan bisnis dipisah.

“Setiap tahun, terasa seperti tahun politik. Kok semuanya jadi tahun politik, sehingga investor menunda-nunda, wait and see,” katanya saat berkunjung ke Jember dalam kegiatan yang diselenggarakan PWI Jember dan IJTI Tapalkuda dengan tema peran politik dan bisnis dalam pengembangan daerah.

Menurut Sandiaga, investasi harus dibebaskan dari proses politik, dan Indoneisa harus membangun iklim positif.

“Investasi membuka lapangan kerja yang berkualitas, investasi jangan ditunda,” tegasnya.

Baca juga: Sandiaga Uno Harapkan Milenial Wujudkan Ekonomi Indonesia 5 Besar di Asia

Peran sektor bisnis adalah menciptakan kemandirian warga dengan membuka lapangan kerja.

Sementara, peran politik membangun suasana kondusif, dengan regulasi yang memberikan insentif.

Politik harus menghadirkan kepemiminan yang mengayomi dan melayani masyarakat.

“Peran bisnis terus bergerak mengambil peluang, membangun investasi dan membuka usaha serta lapangan kerja yang seluas-luasnya,” tambahnya.

Sandiaga menilai, pertumbuhan ekonomi sekarang belum optimal, tumbuh lima persen tidak cukup.

“Perlu tujuh persen untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah. Biar tidak tua sebelum kaya,” tuturnya.

Pada tahun politik ini, Sandi mengingatkan agar masyarakat tidak terpecah belah karena politik. Itu menjadi tugas pemerintah agar masyarakat tidak terpecah-belah, melainkan bersatu padu.

“Jangan gunakan politik untuk pecah belah, tapi berikan terbaik untuk bangsa,” imbuhnya.

Sementara itu, Dwi Arya Nugraha Oktavianto, wakil ketua Ikadin Jember menambahkan, ada penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Jember.

Baca juga: Pilkada Sumbar, Faldo Maldini Ingin Sandiaga Jadi Juru Bicara

Kebijakan pemerintah daerah dengan memberikan bantuan sosial justru menunda masalah.

“Kalau membuka peluang usaha ada pendapatan kontinyu,” tuturnya.

Untuk mewujudkan warga yang mandiri, perlu figus yang bisa memimpin dan mengayomi, bukan sosok penguasa.