Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT Sebut Pembagian Fee Blok Masela akan Diputuskan Presiden Jokowi

Kompas.com - 30/11/2019, 12:03 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, hingga saat ini pembagian fee 10 persen dari Blok Minyak dan Gas Masela untuk pemerintah daerah belum diputuskan oleh presiden.

Menurut Viktor, yang dibahas dalam rapat kerja antara Komisi VII DPR RI bersama Menteri ESDM pada Rabu (27/11/2019) kemarin, hanya rekomendasi soal pembagian fee Blok Masela.

"Belum ada keputusan soal pembagian fee Blok Masela. Yang dibahas dalam rapat antara DPR dengan Kementerian ESDM itu hanya rekomendasi saja," ungkap Viktor kepada Kompas.com di Kupang, Jumat (29/11/2019).

Baca juga: Gubernur NTT: Pembagian Fee Blok Masela Kewenangan Pemerintah Pusat

Viktor pun mengaku, sudah menelepon langsung ke Ketua Komisi VII DPR RI untuk menanyakan soal rapat itu.

"Yang memutuskan pembagian fee itu nanti Presiden sebagai eksekutif," ujarnya.

Laiskodat menyebut, pembagian fee 10 persen dari blok migas Masela merupakan kewenangan pemerintah pusat.

Hal itu disampaikan Viktor menyusul adanya sikap dari Pemerintah Provinsi Maluku yang menolak fee dibagikan juga untuk NTT.

Baca juga: DPRD: Jika Blok Masela Dibagi dengan NTT, Maluku Akan Teriak Merdeka

"Kalau itu pernyataan (penolakan fee 10 persen untuk NTT) dari presiden, baru gubernur NTT nyambung," ujar Viktor.

"Kewenangan itu pada pemerintah pusat. Kalau presiden jawab baru kita melihat," kata Viktor.

Sebelumnya, Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut, pihaknya akan mendapat jatah 5 persen dari keuntungan pengelolaan blok minyak dan gas (migas) Masela.

"Presiden sudah putuskan agar NTT mendapat jatah 5 persen dan Maluku, 5 persen dari keuntungan blok Masela. Itu berarti NTT dapat jatah 2,5 miliar dollar Amerika Serikat ," ungkap Viktor kepada Kompas.com di Kupang, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Soal Blok Masela, Presiden Minta Daerah Setempat Siapkan Lahan dan SDM

Menurut Viktor, dengan nominal sebesar itu, artinya NTT akan menerima puluhan triliun rupiah.

Dengan dana sebesar itu, lanjut Viktor, pihaknya akan fokus menggunakannya untuk listrik, air dan pemberdayaan masyarakat.

"Tapi sebelumnya kita akan duduk untuk rencanakan kira-kira uang sebanyak itu digunakan untuk apa," ujar Viktor.

Kompas TV Pemerintah menargetkan Blok Masela bisa mulai memproduksi gas pada tahun 2027 mendatang. Presiden Joko Widodo meminta konstruksi Blok Masela bisa segera dimulai. Kehadiran Blok Masela diyakini bisa memberi dampak besar pada perekonomian Indonesia. Nilai investasi Blok Masela merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. #BlokMasela #PresidenJokoWidodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com