Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lengkap Paguh Si Orangutan yang Diberondong 24 Peluru, Mata Buta hingga Bukan Kejadian Pertama

Kompas.com - 29/11/2019, 11:29 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seekor orangutan sumatera (Pongo abelii) yang diberi nama Paguh dievakuasi dari sebuah perkebunan kelapa sawit di Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, pada Rabu (20/11/2019), oleh tim The Human-Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU) bersama tim dari BKSDA Aceh.

Saat dievekuasi, Paguh dalam kondisi terluka dan kedua matanya buta diduga akibat tembakan senapan angin.

Kejadian terhadap Paguh ini bukan yang pertama. Dokter hewan Citrakasih Nente Supervisor Program Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan YEL-SOCP mengatakan, dia pernah menerima orangutan dengan 100 butir lebih peluru di tubuh orangutan malang itu bernama Hope.

Sepanjang sepuluh tahun terakhir, YEL-SOCP sudah menerima sekira 20 orangutan korban senapan angin.

Berikut fakta selengkapnya:

 

1. Dievakuasi di kawasan desa

Ilustrasi desaShutterstock Ilustrasi desa

Kepala Balai KSDA Aceh Agus Arianto mengatakan, Paguh dievakuasi di kawasan Desa Gampong, Kecamatan Trumon Aceh Selatan, pada Rabu (20/11/2019), oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC dan masyarakat.

Saat dievakuasi, sambung Agus, orangutan tersebut dalam kondisi terluka dan kedua matanya buta diduga akibat tembakan senapan angin, orangutan itu diketahui berjenis kelamin jantan, diperkirakan telah berusia 25 tahun.

“Untuk mendapatkan penanganan medis, sejak Kamis (21/11/2019) orangutan itu telah dibawa ke Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit,” katanya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Derita Orangutan Paguh, Mata Buta Kena Tembakan Senapan Angin, Ada 24 Peluru di Tubuh

 

2. Berdekatan dengan Suaka Margasatwa Rawa Singkil

Seorang anggota tim HOCRU YOSL-OIC memeriksa orangutan sumatera bernama Paguh usai dibius untuk dievakuasi dari perkebunan kelapa sawit di Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan. Orangutan ini sebelumnya hanya bisa berjalan di tanah dan tangannya menggapai-gapai karena buta.  Orangutan ini sekarang berada di Pusat Karantina Orangutan di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.YOSL-OIC Seorang anggota tim HOCRU YOSL-OIC memeriksa orangutan sumatera bernama Paguh usai dibius untuk dievakuasi dari perkebunan kelapa sawit di Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan. Orangutan ini sebelumnya hanya bisa berjalan di tanah dan tangannya menggapai-gapai karena buta. Orangutan ini sekarang berada di Pusat Karantina Orangutan di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pendiri Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), Panut Hadisiswoyo menjelaskan, lokasi tersebut berdekatan dengan Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang menjadi habitat orangutan sumatera di wilayah Aceh Selatan.

Kawasan tersebut, katanya, menjadi habitat lebih dari 1.300 orangutan sumatera.

"Ada beberapa tempat yang terjadi deforestasi, pembukaan lahan perkebunan sehingga beberapa orangutan terdesak harus keluar dari habitat alaminya, sehingga tersesat di dalam kebun," katanya.

Selanjutnya, terjadilah banyak interaksi dengan manusia. Menurut dia, istilah konflik sedikit radikal karena sebenarnya orangutan kehilangan habitatnya mendapatkan interaksi yang sangat frontal.

"Sehingga ada beberapa masyarakat yang melihatnya sebagai hama dan satwa menakutkan, tidak ada toleransi," katanya.

Baca juga: Kisah Tragis Orangutan: 24 Peluru di Badan dan Coba Bertahan Hidup dengan Kebutaan

 

3. Ditembak dengan 24 peluru, mata buta

Ilustrasi penembakan.Shutterstock Ilustrasi penembakan.

Dokter Hewan YEL-SOCP, drh. Meuthya mengatakan, dari hasil pemeriksaan kesehatan orangutan yang ditemukan di kawasan Desa Gampong Teungoh, ditemukan bahwa kedua mata Paguh telah buta.

Di mana, bola mata kanan tampak merah sementara bola mata kiri keruh diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola mata kanan.

“Hasil x-Ray teridentifikasi 24 peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya, 16 peluru di bagian kepala, 4 peluru di bagian kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut,” katanya.

Saat ini, tiga peluru dari bagian kepala Paguh telah berhasil dikeluarkan.

“Perawatan intensif akan terus kami berikan kepada Paguh sampai kondisinya membaik.” jelasnya.

Baca juga: Diberondong 24 Peluru, Paguh si Orangutan Tak Lagi Bisa Melihat

 

4. Bukan yang pertama

Ilustrasi OrangutanAFP PHOTO / ROMEO GACAD Ilustrasi Orangutan

Sementara itu, Dokter hewan Citrakasih Nente Supervisor Program Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan YEL-SOCP mengatakan, dia pernah menerima orangutan dengan 100 butir lebih peluru di tubuh, orangutan malang itu bernama Hope.

Sepanjang sepuluh tahun terakhir, YEL-SOCP sudah menerima sekira 20 orangutan korban senapan angin. Ini membuktikan bahwa perburuan orangutan masih marak.

“Perlu keseriusan pihak berwenang untuk menertibkan penggunaan senapan angin, untuk memastikan kejadian yang dialami Hope dan Paguh tidak terus terulang,” kata Citra.

Baca juga: Kisah Orangutan Junai yang Buta Tertembus Peluru, Melanjutkan Hidup di Gunung Tarak

 

5. Terancam punah

ilustrasi orangutan ilustrasi orangutan

Citra mengingatkan bahwa orangutan adalah jenis satwa liar yang sangat terancam punah dan dilindungi.

Paguh adalah jenis Pongo abelii yang berbeda dengan Orangutan Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Tapanuli (Pongo tapanulienses) yang habitatnya berada di ekosistem Batangtoru, Sumatera Utara.

Saat ini, ketiga spesies tersebut masuk daftar merah atau sangat terancam punah oleh International Conservation Union (IUCN).

Jumlah populasi di alam liar diperkirakan tinggal 13.400 untuk orangutan Sumatra dan 800-an orangutan Tapanuli.

Baca juga: Orangutan Korban Karhutla: Hindari Api, Pilih Dekati Pemukiman Warga untuk Cari Makan

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Kompas TV Aceh, Raja Umar, Kontributor Medan, Mei Leandha, Dewantoro | Editor: Khairina, Abba Gabrillin, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com