Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSJ Jabar Tangani 81 Pasien Gangguan Jiwa akibat Kecanduan Game

Kompas.com - 29/11/2019, 09:47 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kasus kecanduan game atau gaming disorder tak bisa lagi dianggap sepele. Sifat adiksi dari bermain game bisa berdampak serius terhadap gangguan kejiwaan.

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mencatat, dari kurun waktu Januari hingga Oktober 2019 terdapat 81 pasien dengan kasus kecanduan game.

Lina Budianti, kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja RSJ Prov Jabar mengatakan, tiap pekan ia menerima 2-3 pasien dari rentang umur 7-18 tahun dengan masalah kencanduan game.

Lina menjelaskan, merujuk pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorser (DSM) fifth edition yang dirilis American Psychiatric Association, ada beberapa gejala orang dikategorikan kecanduan game.

"Di antaranya permainan game dilakukan terus menerus dalam jangka waktu minimal setahun. Gara-gara hal tersebut menimbulkan gangguan fungsi personal, pekerjaan, maupun sosial. Personal itu seperti ada hambatan untuk merawat diri, makan kurang, mandi diabaikan dan lainnya. Fungsi sosial itu relasi dengan yang lainnya terganggu, fungsi pekerjaan berarti ada masalah dalam akademik dalam sekolahnya," turur Lina saat ditemui Kompas.com di Graha Atma Jalan LRE Martadinata No. 11, Kota Bandung, Kamis (28/11/2019).

Baca juga: Kembali Sekolah, Siswa SD yang Bolos 4 Bulan dan Kecanduan Game Online

Indikasi lainnya, adanya preoccupation atau obsesi pada game, gagal mendorong diri untuk tidak bermain game, kehilangan minat terhadap aktivitas lain, melanjutkan penggunaan meski mengetahui dampak buruknya.

"Jadi dia disuruh mandi susah, kebutuhan primer seperti makan enggak peduli lagi karena dia memprioritaskan main game. Dan, bisa jadi ada masalah emosi ketika kuotanya habis atau dipaksa untuk berhenti timbul reaksi berlebihan," ucap Lina.

Dari sejumlah pasien kecanduan game yang ia tangani, beberapa orang terpaksa harus menjalani rawat inap karena muncul gejala gangguan jiwa lain seperti depresi. Rawat inap dilakukan untuk memisahkan pasien dari gawai.

"Bahkan ada yang sampai kriminal. Untuk memfasilitasi main gamenya dia butuh materi kan, butuh uang, akhirnya dia sampai mencuri, itu usia 15 tahun," ujar Lina.

Lina menuturkan, kecanduan game bisa menyerang seseorang dengan kondisi kurang punya minat terhadap aktivitas lain, minder, korban perundungan, atau punya gejala depresi.

"Atau faktor dari game sendiri, penelitian beberapa jurnal terbaru ternyata shooting game dan game online lebih rentan berisiko lebih tinggi jadi kecanduan dibandingkan yang offline," jelasnya.

Sementara itu, psikiater RSJ Provinsi Jawa Barat Ade Kurnia Surawijaya menjelaskan, bagi pasien kencanduan game, gawai diartikan sebagai medium penyelamatan diri atau suatu pelarian untuk mereka lebih nyaman karena masalah lain yang tak selesai.

"Itu awalnya, kalau sudah berlanjut kebutuhan itu muncul sampai akhirnya dia terus menerus memakai itu," katanya.

Baca juga: Siswa SD Kecanduan Game Online hingga 4 Bulan Bolos Sekolah, Nenek: Bangunnya Sore, Tidur Subuh

Menurut Ade, dari sejumlah litaratur medis, orang masuk kategori kecanduan gawai jika sudah melakukan pemakaian lebih dari 40 jam per pekan.

"Beberapa literatur sudah mencoba membagi kerentanannya, ada yang namanya hight attachment gawai lebih dari 40 jam dalam seminggu. Kalau lebih dari itu fungsinya lebih terbatas, tidak beraktivitas secara normal. Ya, sudah itu masuk dalam gangguan (jiwa)," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com