Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Hutan yang Bermanfaat bagi Suku Anak Dalam di Jambi

Kompas.com - 29/11/2019, 09:38 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Pemberdayaan bagi Suku Anak Dalam yang merupakan suku minoritas yang tinggal di wilayah terpencil di Jambi terus digalakkan.

Data Kementerian Sosial, ada 2.271 orang warga Suku Anak Dalam yang tinggal tersebar di delapan kecamatan di Jambi. Rata-rata warga Suku Anak Dalam hidup nomaden dengan berburu dan meramu.

Salah satu program Pemberdayaan Suku Anak Dalam dijalankan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang untuk meningkatkan kesejahteraan warga Suku Anak Dalam dengan cara mengelola hutan.

Program ini dinilai berhasil sebab program ini meraih penghargaan ‘Oustanding Practice Award 2019’ yang merupakan penghargaan tertinggi dalam kategori Best Practice pada ajang Global Corporate Sustainable Award (GCSA) 2019 di Taipei, Kamis (28/11/2019).

Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar, mengatakan penghargaan ini menjadi bukti dari kontribusi PHE dalam mendukung pencapaian SDGs dan sekaligus menjadi tantangan untuk terus berinovasi.

Baca juga: Mengenal Sebelik Sumpah, Kalung Gelang Suku Anak Dalam yang Menjaga dari Sumpah Buruk

"Kami berupaya menebar manfaat lebih luas kepada masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan,” kata Mutalib melalui siaran pers, Kamis.

Program Pemberdayaan Suku Anak Dalam di perbatasan Sumatera Selatan – Jambi, tepatnya di Dusun 7 Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Program ini merupakan hasil kerja sama PHE Jambi Merang dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui KPH Wilayah II Lalan Mendis.

Manfaat program

Pjs. GM PHE Jambi Merang Junizar Harman mengatakan, program ini mengedepankan Konsep Perhutanan Sosial Inovatif yang merupakan bagian dari program sektor perhutanan nasional.

Dengan konsep Perhutanan Sosial Inovatif, masyarakat Suku Anak Dalam dapat memanfaatkan kawasan hutan untuk menunjang kehidupan mereka dari berbagai aspek.

Warga Suku Anak Dalam juga dapat sekaligus menjaga kawasan hutan di sekeliling mereka.

Sistem Perhutanan Sosial Inovatif. ini dinilai telah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Suku Anak Dalam dalam berbagai aspek mencakup pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.

Program ini juga telah menciptakan rantai nilai yang saling terintegrasi antar aspek tersebut dalam kehidupan mereka.

“Kami senantiasa berupaya menjadi bagian untuk memfasilitasi pengembangan masyarakat, untuk, memunculkan kemandirian dan berkelanjutan. Pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,’ ujar Junizar Harman.

Baca juga: Mensos Resmikan Rumah Pintar Bertenaga Surya untuk Suku Anak Dalam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com