Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertutup Belukar, Prasasti Watu Lawang Ditemukan di Lokasi Keramat

Kompas.com - 29/11/2019, 09:10 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Batu besar yang diduga sebagai prasasti Watu Lawang di Dusun Pulihan, Tajuk, Getasan, Kabupaten Semarang ditemukan sekitar seminggu lalu.

Di batu tersebut tertulis angka tahun saka 1343.

Warin Darsono, penemu prasasti tersebut mengatakan, batu tersebut berukuran dimensi panjang 176 sentimeter, lebar 97 sentimeter, dan tebal 31 sentimeter.

Sementara batu satunya, yang berhadapan berukuran panjang 140 sentimeter, lebar 73 sentimeter, dan tebal 34.

"Di tengah kedua batu tersebut, ada batu lagi yang berukuran panjang 70 sentimeter dan lebar 36 sentimeter," katanya, Jumat (29/11/2019).

Warin mengatakan, penemuan batu tersebut bermula saat dirinya berkunjung ke tempat neneknya di Desa Tajuk dan tertarik dengan cerita tentang Watu Lawang.

"Saya lalu berjalan kaki menyusuri jurang tidak jauh dari rumah nenek. Ketika itu, melihat dua bilah batu berukuran besar yang tertutup semak belukar,” jelasnya.

Setelah semak belukar itu dibuka menggunakan tangan, terlihat jelas batu yang berlokasi di pereng yang berdekatan dengan alur sungai kecil.

Baca juga: Mengenal Kota Kapur, Prasasti Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Nusantara...

 

Lokasi keramat

Warga mengenal daerah penemuan tersebut sebagai Watu Lawang.

Namun tidak pernah mencari informasi lebih lanjut karena lokasi tersebut termasuk dikeramatkan sehingga jarang dikunjungi warga.

Warin kemudian melaporkan temuan batu tersebut ke Pamong Budaya Kecamatan Getasan, Setio Widodo dan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang, Tri Subekso.

“Laporan langsung ditindaklanjuti dengan pengecekan lapangan, didampingi Sekretaris Desa Tajuk, Sri Rahayuningsih,” paparnya.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang, Tri Subekso menjelaskan, batu yang dimaksud diduga kuat sebagai Prasasti Watu Lawang.

Karena bentuknya menyerupai dua gerbang pintu besar, dan di tengahnya sebilah batu yang diduga memiliki makna tertentu.

“Penempatan batu ini, dimungkinkan memiliki makna tertentu. Terlebih tidak jauh dari lokasi temuan ada mata air dan alur sungai,” terangnya.

Baca juga: Kadus: Lokasi Penemuan Yoni di Situs Candi Bowo Pernah Jadi Permukiman, Ditinggal Warga Sejak 1952

 

Ungkap makna watu lawang

Dijelaskan, Desa Tajuk berada di lereng Gunung Merbabu yang dikenal sebagai tempat memproduksi naskah kuna keagamaan.

“Sehingga perlu kajian lebih detil lagi untuk mengungkap makna simbol peletakan batuan arkeologis tersebut,” jelas dia.

Temuan prasasti tersebut, diduga kuat berhubungan dengan beberapa artefak dan naskah kuna yang sudah ditemukan di Kecamatan Getasan.

Di antaranya Prasasti Ngadoman 1371 Saka yang saat ini tersimpan di Museum Leiden, Belanda.

Kemudian ada dua prasasti lagi berdasarkan kajian Balai Arkeologi Yogyakarta pada 1986, tentang Prasasti Yayasan Sanjaya 1269 saka dan Prasasti Angka Tahun 1269.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com