PRABUMULIH, KOMPAS.com - Kabar tentang beredarnya telur palsu atau telur tidak layak konsumi dalam beberapa hari ini ternyata tidak mempengaruhi penjualan telur di Pasar Prabumulih. Sumatera Selatan.
Pantauan di Pasar Prabumulih Kamis (28/11/2019), pedagang telur tetap berjualan seperti biasa. Penjualan telur pun menurut pedagang masih normal tidak ada penurunan.
Natta, seorang pedagang telur mengatakan, ia sudah mengetahui kabar tentang beredarnya telur di Kota Parbumulih dari surat kabar. Namun menurutnya kabar itu tidak berpengaruh terhadap penjualan di depotnya.
“Sampai saat ini penjualan telur masih normal saja dengan harga Rp 23.500 per kilogram,” katanya.
Baca juga: Heboh Peredaran Telur Palsu di Prabumulih, Ini Penjelasan Polisi
Natta menambahkan masyarakat juga memahami jika ada barang yang dijual jauh dibawa harga pasar seperti telur yang dikabarkan palsu.
“Pembeli pasti tidak mau membeli barang dengan harga yang sangat murah karena pasti ada sesuatu yang tidak wajar pada barang tersebut,” terangnya
Natta sendiri berharap pihak aparat dapat bertindak bijaksana dengan adanya kabar beredarnya telur palsu tersebut.
Sebab menurut Natta mungkin saja orang yang berjualan itu tidak tahu bahwa barang-barang itu membahayakan.
“Mudah-mudahan dapat diselesaikan dengan bijaksana, mereka ingin berdagang mungkin tidak tahu barang itu membahayakan, kalau nanti sudah tahu ternyata telur yang dibeli itu saat dimasak hasilnya tidak bagus pasti akan kembali ke tempat langganan awal,” katanya.
Baca juga: Heboh Telur Palsu Beredar di Prabumulih, Dinas Pertanian Gelar Pemeriksaan
Sementara Vika pedagang lain mengatakan, sudah mengetahui tentang kabar beredarnya telur palsu atau tidak layak konsumsi tersebut.
Hanya saya menururt Vika telur yang ramai dibincangkan itu berbeda dengan telur yang ia jual.
“Lain jenisnya dengan telur yang saya jual ini, kalau ini telur dari ayam merah kalau itu telur dari ayam putih,” terang Vika
Selain itu tambah Vika, telur yang ramai yang diduga palsu atau tidak layak konsumsi itu adalah telur eraman atau telur apkir yang tidak menetas.
“Nah yang itu yang mungkin dijual, mestinya tidak boleh dijual karena tidak layak konsumsi sebab ada jentik bibit yang gagal (tetas), kadang-kadang ada darah dan anak (ayam) nya” jelasnya
Vika sendiri mengaku tidak khawatir dengan kabar beredarnya telur palsu atau tidak layak konsumsi tersebut, sebab menurutnya dari dulu hal itu sudah ada.
Baca juga: Kepala Satgas Pangan: Konsumsi Telur Menurun Gara-gara Isu Telur Palsu
Maraknya peredaran itu membuat masyarakat resah sehingga membuat pihak dinas pertanian dan dinas perindustrian dan perdagangan setempat terjun ke lapangan dan memeriksa telur yang diduga palsu tersebut.
Dari hasil pemeriksaan terbukti telur itu asli namun sudah tidak layak dikonsumsi karena dianggap membahayakan kesehatan masyarakat.
Pihak dinas perinsdustrian dan perdagangan Prabumulih menghimbau warga agar tidak mengkonsumsi telur tersebut meski harganya murah hanya Rp 7.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.