Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kekerasan Meningkat, Perempuan Jawa Tengah Sampaikan 7 Rekomendasi

Kompas.com - 27/11/2019, 21:32 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG.KOMPAS.com - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Tengah setiap tahun mengalami tren peningkatan.

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah tahun 2018 terdapat 1.883 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sementara per 31 Oktober 2019, sudah ada 1.406 laporan kekerasan yang dialami perempuan dan anak di Jawa Tengah.

Baca juga: Pelaku Penusukan Istri di Bali Kerap Lakukan KDRT

Kepala DP3AP2KB Jawa Tengah Retno Sudewi mengatakan, tingginya angka kekerasan perempuan dan anak di Jateng sebenarnya bukan karena kekerasan yang meningkat. Namun, akibat sosialisasi yang gencar dilakukan.

Menurut Retno, banyak perempuan yang berani melaporkan kekerasan yang dialaminya, meskipun kekerasan itu sudah terjadi lama.

"Karena sosialisasi yang gencar, sekarang banyak perempuan berani melapor, meskipun kasus yang mereka alami cukup lama berlalu. Kami akan terus mendorong agar selain melapor ke kami, perempuan korban kekerasan juga berani melaporkan kepada aparat penegak hukum," jelas Retno di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (27/11/2019).

Maka dari itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi Jateng telah menggandeng berbagai pihak pemerhati perempuan untuk menggelar kongres perempuan pertama di Jawa Tengah.

Kongres Perempuan Jawa Tengah yang dilaksanakan mulai 25 hingga 26 November di UTC Semarang ini melahirkan tujuh rekomendasi.

Baca juga: Dilaporkan Istri, Kepala Dinas di Pemkab Mojokerto Jadi Tersangka KDRT

Rekomendasi ini menjadi hasil kongres yang diikuti 750 peserta dari berbagai instansi, organisasi perempuan, komunitas dan para aktivis perempuan itu.

"Tujuh rekomendasi itu membahas tentang banyak hal tentang perempuan. Di antaranya pemberian kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan, mendorong terciptanya relasi sosial yang aman dan nyaman, mendorong perempuan untuk menempati posisi strategis dan mendorong kerjasama yang kuat antara perempuan dengan pemerintah," kata Retno.

Selain itu, lanjut Retno, juga menguatkan kapasitas dan peran perempuan dalam membangun perdamaian, menghapus kekerasan, intoleransi, perdagangan perempuan serta perkawinan anak.

"Perempuan Jateng juga meminta pemerintah agar mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh pengetahuan, karya, temuan dan keterampilan perempuan," tambahnya.

Juga, mendorong penghapusan norma sosial dan tradisi yang menghalangi perempuan untuk terlibat aktif dalam upaya mewujudkan tatanan sosial yang setara dan adil.

"Perempuan Jateng sudah menegaskan diri, bahwa sebenarnya bisa berdaya. Mereka hanya butuh kesempatan agar dapat mengoptimalkan potensi, skil dan kemampuan yang kami miliki," tegasnya.

Retno berharap, tujuh rekomendasi itu dapat dilaksanakan oleh pemerintah. Hal itu demi pemberdayaan perempuan dan untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Tengah.

Perlu diketahui, tujuh rekomendasi tersebut diserahkan secara langsung oleh peserta konggres kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai kongres.

Namun karena Ganjar sedang dinas di luar kota, tujuh maklumat diterima oleh Pj Sekda Jateng, Herru Setiadhie.

Sementara itu, Pj Sekda Jateng Herru Setiadhie menyambut baik tujuh rekomendasi hasil kongres perempuan Jateng itu.

Nantinya, rekomendasi kongres perempuan Jateng itu akan dijadikan bahan dalam penentuan kebijakan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com