Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Bandang Solok Selatan Alami Trauma

Kompas.com - 27/11/2019, 19:11 WIB
Perdana Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mendatangkan tim trauma healing atau pemulihan trauma bagi korban bencana banjir bandang yang melanda daerah itu pada Minggu (24/11/2019) lalu.

Tim trauma healing itu berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang.

"Kami datangkan tim trauma healing yang merupakan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unand. Hari ini mereka datang dan langsung melakukan upaya pemulihan," kata Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/11/2019).

Menurut Novirman, tim ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari psikolog dan dokter dengan ketua M Al Furqan.

Baca juga: Akses Jalan Terputus, Pemkab Solok Selatan Bangun Jembatan Darurat

"Selain itu, mereka juga membawa peralatan medis dan obat-obatan guna membantu korban banjir," kata Novirman.

Novirman mengakui, bahwa pasca banjir bandang, korban ada yang mengalami trauma terutama yang rumahnya hancur.

Fokus dari tim trauma healing ini adalah korban yang ada di pengungsian yaitu di Balai Adat Nagari Pakan Rabaa Timur dan Simpang Salak.

"Fokus tim tentu kepada pengungsi yang takut kembali ke rumah. Ada 330 pengungsi yang semuanya trauma pulang ke rumahnya karena takut terjadi bencana lagi," kata Novirman.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, akhirnya menetapkan status tanggap darurat akibat bencana banjir selama 14 hari, terhitung mulai Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Akibat Banjir Bandang, Pemkab Solok Selatan Siapkan Relokasi 13 KK

Dampak banjir yang diakibatkan cukup parah. Tercatat ada empat kecamatan yang terdampak yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Sangir serta Pauh Duo.

Sebanyak 1.706 kepala keluarga atau 8.809 jiwa menjadi korban banjir yang merendam 1.952 unit rumah.

Banjir tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga merusak fasilitas publik yaitu dua kantor, tujuh unit sekolah, lima rumah ibadah, dua saluran irigasi, dan empat jembatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com