Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Kereta Cepat Jakarta-Bandung, 5 Kelas di SMP Ini Dirobohkan

Kompas.com - 27/11/2019, 19:10 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Salah satu sekolah di Kabupaten Bandung Barat terdampak trase jalur kereta cepat Jakarta - Bandung (KCJB). Sekolah itu yakni SMPN 1 Ngamprah.

Sejumlah kelas, lahan parkir termasuk ruang terbuka hijau (RTH) sekolah yang berada di Desa Mekarsari, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat ini terpaksa harus dibongkar karena berada di proyek lintasan itu.

Kompas.com mencoba melihat ke lokasi sekolah itu, tampak akses jalan masuk ke sekolah saat ini memang masuk proyek jalur KCJB yang dalam proses pengerjaan, jalanan tanah berdebu dan becek pun harus dilewati para siswa.

Baca juga: Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai 36,01 Persen

Meski ruangan kelas belum dirobohkan, namun telah dikosongkan lantaran dalam proses pembongkaran.

Wakasek Humas H. Mahfudin.S mengatakan, bahwa ada sekitar 615 m2 luas tanah sekolah yang terdampak trase KCJB. Tanah itu berada di depan lokasi bangunan sekolah atau pintu masuk gerbang sekolah.

Adapun lima kelas terpaksa dibongkar. Dampaknya, dari total seluruh 1.170 siswa, sebagian siswa yang masih duduk di kelas VII terpaksa sekolah siang pada semester depan.

"Pembongkaran secara resmi mulai dari sekarang tapi mungkin terbongkar semua Senin depan, Insya Allah," kata Mahfudin di SMPN 1, Rabu (27/11/2019).

Pembongkaran sendiri akan dilakukan secara manual atau tidak menggunakan kendaraan berat untuk merubuhkan bangunan kelas tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kegiatan belajar siswa.

Berdasarkan pantauan di lapangan, tampak para pekerja membongkar dengan menggunakan palu besar dan mempreteli ubin kelas satu persatu secara bertahap.

Rencana ruangan kelas yang dirubuhkan ini akan kembali dibangun bangunan dua tingkat yang akan difungsikan sebagai ruang kelas, kantor guru, TU, TIK dan ruang Kepala Sekolah.

"Nanti akan dibangun kembali, diganti dengan bangunan baru," kata Mahfudin.

Mengingat hal tersebut, maka sejumlah bangunan seperti perkantoran guru, TU dan ruangan lainnya yang ada pun ikut terdampak dan akan dibongkar.

"Asalnya 5 kelas yang diganti menjadi 10 ruangan, dampak ke ruang guru karena mau dipakai pembuatan kelas yang kena trase. Maka di bawahnya pun dibarukan kembali," ujar Mahfudin.

Baca juga: Soal Task Force Kereta Cepat, Ini Respons Menhub

Pembongkaran beberapa ruang lainnya dilakukan karena kondisi bangunan yang sudah tua, pasalnya jika dipaksakan dibangun ruang kelas di atas bangunan lama, dikhawatikan tidak dapat menopang.

Oleh karena itu, bangunan seperti kantor guru dan kantor lainnya itu pun dibongkar untuk kemudian dibangun bangunan baru yang bertingkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com