Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Tahu Gunakan Bahan Bakar Plastik Impor, Warga Sesak Napas hingga Pakai Masker Tiap Hari

Kompas.com - 27/11/2019, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Yanti (39), warga Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, melarang dua anaknya bermain di luar rumah pada pagi hari.

Ia baru mengizinkan anaknya bermain sore hari agar tidak terpapar asap hasil pembakaran limbah plastik di pabrik tahu dekat rumahnya.

Setiap pagi asap pembakaran membubung tinggi, bahkan kerap mengeluarkan bau tidak sedap.

Menurut Yanti, anaknya dulu sering mengeluhkan asap. Namun, sekarang ia dan keluarganya sudah terbiasa.

Baca juga: Menyoal Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu

"Sekarang anak-anak tidak mengeluh karena sudah biasa. Tapi kalau pagi tidak keluar, karena asapnya sedang banyak-banyaknya keluar. Jadi keluar untuk bermain baru sore hari," ujar dia.

Hal senada juga diceritakan Sarmadi (57). Ia bahkan kerap sesak napas sehingga harus memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Saya sering sesak napas dan harus bolak-balik periksa ke rumah sakit. Apalagi asapnya itu sangat menyengat," kata dia, Rabu (27/11/2019).

Selain menggunakan sampah limbah plastik impor, menurut Sarmadi, pengusaha pabrik tahu juga pernah memakai bekas ban dan karet untuk perapian sehingga menghasilkan asap yang pekat.

"Tapi itu dulu pakai ban dan karet, sekarang sudah ganti ke plastik. Kalau dulu asapnya lebih banyak, sekarang sih agak berkurang," ujar dia.

Baca juga: Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu Sudah Berlangsung 20 Tahun

Asap yang keluar dari cerobong hasil pembakaran limbah plastik mencemari udara dan lingkungan di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Asap yang keluar dari cerobong hasil pembakaran limbah plastik mencemari udara dan lingkungan di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.
Sementara Yuli (44), salah satu warga desa, mengatakan, banyak masyarakat yang menggunakan masker agak tidak terpapar asap pembakaran dari pabrik tahu.

Untuk itu, ia berharap agar para pengusaha pabrik tahu beralih ke bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

"Kasihanlah warga, masak setiap hari harus pakai masker terus," kata dia.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful llah baru mengetahui ada pemanfaatan limbah plastik impor untuk memasak kedelai di pabrik tahu.

Baca juga: Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

"Ya, 20 tahun kita enggak tahu. Tahu-tahu kita ada berita telur mengandung racun, masak kita teruskan. Apalagi nanti (pencemaran) sampai (menyebar) ke yang lain, makanan ternak yang lain," kata Saiful.

Menurut dia, saat ini semua pihak harus berbenah untuk membiasakan hidup sehat.

Ia juga meminta agar pengusaha tahu tidak lagi menggunakan limbah plastik impor untuk bahan bakar.

"Sekarang ini kita mulailah untuk membenahi masyarakat kita supaya hidup sehat. Ya kita pakai bahan-bahan yang sehat dan ramah lingkungan," ujar Saiful.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor: Dony Aprian, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com