Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Tropodo Alami Sesak Nafas akibat Pembakaran Plastik Impor

Kompas.com - 27/11/2019, 14:22 WIB
Ghinan Salman,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Warga Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, mengeluhkan gangguan pernapasan akibat kepulan asap dan debu yang berasal dari pembakaran limbah plastik impor.

Samadi (57), salah satu warga setempat mengaku sering mengalami sesak napas.

Selain itu, asap hasil pembakaran limbah plastik impor kerap mengeluarkan bau tidak sedap.

"Saya sering sesak napas dan harus bolak-balik periksa ke rumah sakit. Apalagi asapnya itu sangat menyengat," kata dia, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

Dia menuturkan, selain menggunakan sampah limbah plastik impor, produsen tahu memakai ban bekas dan karet sebagai wadah pengapian.

"Tapi itu dulu pakai ban dan karet, sekarang sudah ganti ke plastik. Kalau dulu asapnya lebih banyak, sekarang sih agak berkurang," ujar dia.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo tidak gerak sambal menutup para tempat produksi yang masih menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

"Di jam-jam itu kan (pabrik tahu) berproduksi, asapnya ini yang berbahaya. Ya, kalau sudah ditangani pemerintah semoga mereka tertib dan melaksanakan," tutur dia.

Baca juga: Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu Sudah Berlangsung 20 Tahun

Hal yang sama juga dirasakan Yanti (39). Ibu rumah dari dua orang anak ini mengaku meski kepulan asap dari hasil pembakaran limbah plastik tidak setebal dulu, namun tetap mencemari lingkungan. 

Bahkan, dia melarang anak keduanya yang masih berusia tujuh tahun keluar rumah saat kepulan asap sedang membumbung tinggi.

"Sekarang anak-anak tidak mengeluh karena sudah biasa. Tapi kalau pagi tidak keluar, karena asapnya sedang banyak-banyaknya keluar. Jadi keluar untuk bermain baru sore hari," ujar dia.

Sementara warga lain, Yuli (44) berharap kepada para produsen pabrik tahu segera mengonversi bahan bakar limbah plastik menggunakan kayu bakar atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

"Kasihan lah warga, masak setiap hari harus pakai masker terus," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com