Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu

Kompas.com - 27/11/2019, 14:19 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Ya, kalau tidak mentaati deklarasi ini kita tutup pabriknya, kok susah-susah. Sanksinya kita tutup," katanya saat menggelar deklarasi "Stop Penggunaan Bahan Bakar Plastik" bersama pengusaha tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa.

Meski demikian, Saiful sendiri tidak secara tegas menyampaikan kapan larangan penggunaan sampah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu itu diberlakukan.

Baca juga: Bupati Sidoarjo Ancam Tutup Pabrik Tahu di Tropodo yang Tetap Gunakan Sampah Plastik

 

3. Saiful: prosuden pabrik tahu akan menggunakan bahan bakar penganti

Saiful mengatakan, produsen pabrik tahu di Desa Tropodo akan menggunakan bahan bakar pengganti yang sesuai alat produksi, yakni wood pallet atau palet kayu.

Wood pallet merupakan hasil olahan limbah kayu dengan menghancurkan limbah kayu menjadi serbuk halus.

Ia memastikan para produsen pabrik tahu di Desa Tropodo akan mendapat subsidi kayu palet sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

"Kita nanti bahan bakunya saya bawa ke sini semuanya. Kita mulai produksi dengan wood pallet atau dengan gas. Ya itu sudah, kita larang tidak boleh pakai plastik," katanya.

Baca juga: Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu Sudah Berlangsung 20 Tahun

 

4. Butuh bantuan mesin ketel

Tiga perwakilan pengusaha tahu mendeklarasikan diri untuk tidak lagi menggunakan limbah plaatik impor untuk memproduksi tahu saat menggelar acara deklarasi Stop Penggunaan Bahan Bakar Sampah Plastik di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/11/2019).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Tiga perwakilan pengusaha tahu mendeklarasikan diri untuk tidak lagi menggunakan limbah plaatik impor untuk memproduksi tahu saat menggelar acara deklarasi Stop Penggunaan Bahan Bakar Sampah Plastik di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/11/2019).

Salah satu pengusaha tahu di Desa Tropodo, Gufron (52) mengatakan, siap menggunakan bahan bakar alternatif sebagai pengganti limbah plastik impor yang biasa digunakan untuk memproduksi tahu selama ini.

Namun, kata Gufron, para pengusaha tahu juga membutuhkan bantuan berupa mesin ketel sebagai alat produksi berbahan kayu.

"Kami para pemilik tahu butuh bantuan mesin ketel saja. Karena mesin ketel ini mahal, harganya Rp 70 juta," kata Gufron.

Diakuinya, penggunaan kayu bakar sebagai bahan baku dalam memproduksi tahu merupakan solusi terbaik.

Baca juga: Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dony Aprian, Khairina, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com