KOMPAS.com - Banyaknya pengusaha tahu di sentra industri Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, yang masih menggunakan plastik impor untuk bahan bakar pembuatan dan penggorengan tahu, menjadi perhatian Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.
Bukan tanpa alasan Saiful Ilah meminta pengusaha untuk tidak menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar pembuatan dan penggorengan tahu.
Ia mengatakan, limbah sampah plastik yang dibakar itu polusinya bukan main, polusi di udara tidak bisa hilang, dan mencemari udara.
Dia berharap, pengusaha tahu di Sidoarjo beralih menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, meski bahan bakar ramah lingkungan dibutuhkan biaya yang cukup mahal.
Bahkan dengan tegasnya, Bupati Sidoarjo mengancam akan menutup pabrik tahu yang masih menggunakan sampah plastik.
Sementara itu, salah satu pengusaha tahu di Desa Tropodo, Gufron (52) mengakui bahwa pemanfaatan limbah plastik impor di sentra industri tahu sudah berlangsung lebih dari 20 tahun.
Dikatakannyan, alasan dirinya menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar untuk memasak kedelai menjadi tahu, salah satunya, harga tahu dapat bersaing karena produksi bahan bakar yang dikeluarkan tidak menguras biaya besar.
Berikut ini fakta selengkapnya:
Saiful Ilah berharap pengusaha tahu di Sidoarjo tidak menggunakan sampah plastik impor lagi sebagai bahan baakr pembuatan dan penggorengan tahu dan beralih menggunakan bahan bakar ramh lingkungan meski dibutuhkan biaya yang cukup mahal.
"Penjualan tahu dinaikkan sedikit-sedikit tidak masalah. Masyarakat pasti tidak mempermasalahkan adanya kenaikan, karena mereka tau bahan bakar yang ramah lingkungan itu sedikit lebih mahal," ujarnya.
Selain itu, Saiful meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melarang impor sampah plastik masuk ke Indonesia, khususnya Jawa Timur.
"Supaya tidak ada impor sampah plastik itu, kita akan menggunakan gas atau wood pallet yang sudah kita siapkan," katanya.
Baca juga: Bupati Sidoarjo Minta Pengusaha Tahu Setop Gunakan Plastik Impor
Saiful mengancam akan menutup pabrik tahu di sentra industri Desa Tropodo, apabila para pengusaha tidak menghentikan aktivitas pembakaran sampah plastik yang digunakan untuk pembuatan dan penggorengan tahu.