Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinspirasi Sopir Taksi Online, Mahasiswa ITB Bikin Aplikasi hingga Raih Modal Usaha Rp 250 Juta

Kompas.com - 27/11/2019, 10:41 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) berhasil mengembangkan aplikasi alat bantu pendengaran bagi tunarungu.

Keberhasilan aplikasi yang diberi nama Hear Me tersebut diganjar hibah modal usaha sekitar Rp 250 juta dalam ajang Diplomat Challenge 2019.

“Aplikasi ini diprakarsai empat mahasiswa yaitu saya, Safirah Nur Shabrina, Octiafani Isna Ariani, dan Nadya Sahara Putri tahun ini,” ujar Athalia Mutiara Laksmi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/11/2019).

Dengan aplikasi Hear Me memungkinkan semua orang bisa berkomunikasi memakai bahasa isyarat dengan tunarungu. Begitu pun sebaliknya, tunarungu mampu berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Baca juga: ASN di Daerah Ini Bobol Aplikasi Absensi, Kehadiran Diisi Penuh

Athalia menceritakan awal mula penciptaan aplikasi tersebut. Bermula dari pengalaman mereka memesan taksi online.

Rupanya, pengemudi taksi online tersebut tunarungu. Untuk berkomunikasi dengan penumpangnya, ia dibantu anaknya dengan menumpang.

Pengemudi tersebut sering dianggap tidak sopan oleh penumpang karena pendengarannya kurang maksimal.

"Seringkali driver dirating rendah karena dinilai nggak sopan sama penumpang dan sering misscommunication. Padahal di situ si penumpang nggak tahu kalau si driver tuli, jadi sering susah komunikasi," tuturnya.

Dari sana, ia dan teman-temannya berpikir untuk membantu orang seperti sopir taksi online tersebut. Akhirnya mereka berdiskusi dan melahirkan Hear Me.

Awalnya kurang percaya diri

Saat awal mendirikan startup tersebut, perempuan yang biasa disapa Atha ini mengaku kurang percaya diri. Sebab mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan IT namun ingin mengembangkan bisnis digital. 


Akhirnya, mereka pun memilih jenis startup digital technology, karena sesuai dengan perkembangan zaman era 4.0, di mana semua aktivitas didominasi oleh teknologi.

Atha mengungkapkan, timnya ingin menggunakan teknologi guna menyelesaikan suatu masalah. Terlebih, dengan adanya teknologi, semuanya bisa jadi praktis.

Selain itu, kini masyarakat sudah mulai terbiasa dengan kehadiran teknologi dalam kehidupan mereka.

"Kita juga kuliah di SBM-ITB. Jadi kalau bisa bisnis kita berbasis IT," imbuhnya

Atha menilai, memasuki society 5.0, berbagai jenis bisnis harus berdampak sosial terhadap masyarakat.

Baca juga: Naik Angkot di Garut Sekarang Bisa Pakai Aplikasi

Dengan penerapan teknologi ini mereka akan menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya kaum disabilitas.

"Kita juga di sini perannya sociopreneur," bebernya.

Atha pun membagikan kunci suksesnya meraih penghargaan dari ajang Diplomat Challenge 2019. Yakni 3P, piawai, paham, dan persona dalam mengembangkan startup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com