Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hinca Panjaitan: Minum Tuak Baik untuk Terapi Narkoba

Kompas.com - 27/11/2019, 08:52 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Polda Sumut baru saja memaparkan pengungkapan kasus narkoba sebanyak 46,815 kg sabu-sabu, 3000 butir ekstasi dan 811 gram bubuk ekstasi dan menangkap 6 orang tersangka jaringan narkotika Malaysia-Aceh-Medan.

Dari pengungkapan itu, sebanyak 417.911 orang anak bangsa diselamatkan dari peredaran dan penyalahgunaan narkotika.

Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan menyebut, angka tersebut sangatlah banyak. Apalagi, di seluruh Indonesia, ada 5,2 juta orang korban peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk mengurus bahkan 1 orang pun yang kehilangan masa depannya akibat narkoba.

Baca juga: Tuak Tak Bikin Mabuk Disadap dari Bunga Aren dan Diklaim Atasi Penyakit Ginjal

Usai pemaparan pengungkapan kasus puluhan kilogram sabu-sabu, ribuan butir ekstasi dan ratusan gram bubuk ekstasi di halaman kantor Ditresnarkoba Polda Sumut, pada Selasa sore (26/11/2019), Hinca mengatakan, angka korban narkoba sangatlah besar. Polisi sudah banyak melakukan penangkapan.

"Tapi korban kan banyak ini dan harus direhabilitasi. Ternyata korban-korban ini ada yang tidak lagi mengkonsumsinya, ada yang masih," katanya.

Dikatakannya, Menteri Kesehatan yang baru mengumumkan terapi-terapi melalui kearifan lokal yang juga bisa menjadi daya tarik wisata. Kearifan lokal itu, menurutnya, banyak di Sumatera Utara dan juga daerah lain. Salah satunya adalah minuman tuak.

"Yang asli ya, supaya jangan ada yang salah sangka. Kalau yang oplosan saya minta polisi nangkap karena itu kejahatan. Jadi tuak baik untuk terapi narkoba, minum seperlunya, ambil manfaatnya, di situ poinnya," katanya.

Di Sumatera Utara, banyak lapo tuak dan karenanya dia berharap bisa membantu negara untuk membuat terapi bagi korban narkoba.

"Kalau (minumnya) lebih bagaimana, kalau pun minum obat sekaligus banyak tentunya tidak baik. Oleh karena itu saya yakin ini bisa jadi alternatif yang perlu kita kembangkan bersama," katanya.

Terkait keyakinannya bahwa tuak bisa menjadi terapi narkoba, dia sudah melakukan riset dengan mewawancarai 18 orang korban narkoba.

Menurutnya, mereka bercerita bahwa narkoba itu membuat orang menjadi galau, mata terbuka, pikiran entah ke mana-mana, tidak bisa tidur akhirnya melakukan kejahatan.

"Kalau Anda minum tuak seperlunya, matamu tertutup, tidurmu nyenyak, jam 5 pagi bangun kerja baik lagi. Kalau narkoba kau ambil sedikit dan kau masuk penjara dan kau rusak badanmu," katanya.

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mendukung upaya agar lapo tuak untuk rehabilitasi narkoba.

Baca juga: Tak Bikin Mabuk, Tuak Ini Justru Bisa Atasi Penyakit Ginjal

 

Menurutnya, paling tidak, tuak tidak membahayakan. Minum tuak jadi lupa pakai narkoba.

"Beliau menggagas menggunakan kearifan lokal untuk mengatasi kecanduan narkoba mudah-mudahan bisa berhasil baik. Menjadi satu proyek di Sumut untuk dikembangkan di seluruh Sumatera Utara, agar beralih dari konsumsi narkoba menjadi konsumsi tuak dengan kadar yang terbatas dan diawasi pengelola lapo tuak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com