Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Ini Pelihara Ribuan Laba-laba Mematikan, Tersengat Berkali-kali hingga Dilarikan ke IGD

Kompas.com - 27/11/2019, 08:07 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Seluruh tubuh terasa panas seperti terbakar, jantung berdetak kencang, sesak nafas, tulang terasa sakit, demam dan keluar keringat dingin.

Itulah yang dirasakan Indra Perdana, pemuda asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ketika pertama kali disengat Redback Spider atau laba-laba punggung merah peliharaannya.

"Akhirnya dibawa ke IGD. Dokter bingung, googling dulu, dokter tanya beli anti bisanya nggak? Saya nggak beli, di sini nggak ada, akhirnya dikasih oksigen," kata Indra menceritakan pengalamannya di Banjarnegara, Selasa (26/11/2019).

Menurut Indra, laba-laba yang berasal dari Benua Australia tersebut memang beracun, bahkan tujuh kali lipat lebih mematikan daripada bisa ular kobra.

"Saya sudah empat kali disengat. Ketika ditaruh di tangan, bau keringat, langsung nyengat. Yang disengat jari manis sebelah kiri, tapi yang bengkak sampai lengan, sampai semingguan," ujar Indra.

Indra juga pernah mengetes efek bisa laba-laba punggung merah terhadap jangkrik dan tikus putih. Hasilnya kedua hewan tersebut mati tak lama setelah digigit laba-laba punggung merah.

Namun hal itu tak menyurutkan Indra untuk terus memeliharanya. Saat ini terdapat lebih dari 2.000 ekor laba-laba punggung merah yang dipelihara sejak 2014 lalu.

Awalnya ia bersama kawannya mengimpor secara kolektif laba-laba tersebut dari negara asalnya Australia. Laba-laba tersebut kemudian dikembangbiakan di kantor tempat usahanya.

"Saya taruh kantor, karena di rumah ada anak kecil, terlalu berbahaya karena mematikan," kata Indra.

Laba-laba punggung merah koleksi Indra Perdana, warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Masyarakat tidak disarankan untuk memegang laba-laba tersebut karena sangat berbahaya.KOMPAS.COM/DOK PRIBADI Laba-laba punggung merah koleksi Indra Perdana, warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Masyarakat tidak disarankan untuk memegang laba-laba tersebut karena sangat berbahaya.

Indra mengaku tak memperjualbelikan laba-laba tersebut. Di pasaran, harga laba-laba punggung merah dewasa biasanya sekitar Rp 450.000 per ekor.

Di Indonesia, kata Indra, hanya segelintir orang yang memelihara laba-laba tersebut.

"Banyak teman yang minta, orang pada nge-chat dijual atau nggak. Saya nggak jual kalau mau, ke sini aja. Waktu itu pernah dikirim ke Surabaya dan Medan, itu komunitas, untuk edukasi," ujar Indra.

Indra mengatakan, perawatan laba-laba punggung merah relatif mudah. Makanannya juga mudah didapat yaitu ulat hongkong dan serangga-serangga berukuran kecil.

"Perawatan gampang, nggak perlu dikasih makan tiap hari, jadi bisa ditinggal-tinggal," tutur Indra.

Selain memelihara laba-laba punggung merah, Indra juga merawat beberapa hewan berbahaya laindi antaranya tarantula dan buaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com