Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sikap Dedi Mulyadi Soal Kisruh Partai Golkar | Imbauan Tak Pakai Atribut Natal Bagi Karyawan Mal

Kompas.com - 27/11/2019, 06:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang situasi politik di tubuh internal Partai Golongan Karya (Golkar) jadi sorotan di Kompas.com pada hari kemarin.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan pasang badan untuk meredakan keributan di partai bergambar pohon beringin tersebut.

Dirinya mengaku siap mundur dari jabatan wakil ketua Komisi IV DPR demi kompromi dengan kubu Bambang Soesatyo. Dedi yang masuk kubu Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar Desember mendatang.

Sementara itu, berita tentang surat edaran dari pengelola Mall Olympic Garden (OMG) Kota Malang jelang Hari Natal 2019 jadi sorotan.

Pasalnya, dalam surat tersebut muncul imbauan untuk untuk tidak memakai atribut Natal.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Dedi: Saya siap mundur dari Wakil Ketua Komisi IV

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo saat pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (14/11/2019)Dok. Partai Golkar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo saat pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (14/11/2019)

Dedi menyatakan siap memberikan jabatan wakil ketua Komisi IV kepada kubu Bambang Soesatyo demi kompromi sehingga tidak terjadi pertarungan elite Golkar dalam berebut kursi ketua umum.

"Saya bersedia mundur dari wakil ketua Komisi IV demi partai. Jika kursi itu baik untuk kompromi, silakan," kata Dedi kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Dedi mengatakan, dinamika yang terjadi menjelang Munas Golkar ini berawal dari persoalan jabatan.

Mantan bupati Purwakarta itu menilai, kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuding kubu Airlangga tidak mengakomodasi mereka untuk masuk posisi jabatan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR.

Baca berita selengkapnya: Dedi Mulyadi Siap Mundur dari Wakil Ketua Komisi IV DPR demi Partai

2. Menyoal surat edaran tak pakai atribut Natal

Tenant Relation Mal Malang Olimpyc Garden (MOG) Kota Malang, Peptina Magdalena di ruang kerjanya, Selasa (26/11/2019).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Tenant Relation Mal Malang Olimpyc Garden (MOG) Kota Malang, Peptina Magdalena di ruang kerjanya, Selasa (26/11/2019).

Menjelang Hari Natal 2019, pengelola Mall Olympic Garden (MOG) di Kota Malang, Jawa Timur, mengimbau seluruh karyawan yang berjaga di pusat perbelanjaan itu untuk tidak memakai atribut Natal.

Alasannya, hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan adanya aksi sweeping dari kelompok tertentu.

Imbauan itu disampaikan melalui surat edaran tertangal 25 November 2019.

Surat edaran itu disampaikan kepada seluruh tenant atau penyewa di mal tersebut. Surat edaran yang baru sehari diedarkan itu lantas viral di media sosial.

"Di situ kami jelaskan, kami mengimbau kepada pemilik agar karyawannya tidak menggunakan atribut Natal. Jadi saya garis bawahi ini adalah mengimbau, jadi bukan melarang. Ini atribut bukan hiasan. Atribut yang melekat di badan," kata Peptina saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/11/2019).

Baca berita selengkapnya: Mal di Kota Malang Imbau Karyawan Tidak Pakai Atribut Natal

3. Komentar Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina

Komisaris Utama PT Pertamina Persero Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA Komisaris Utama PT Pertamina Persero Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Terpilihnya Basuki Tjahja Purnama alias BTP atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) mengundang reaksi banyak pihak.

Salah satunya dari Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto seusai membuka Joint Convention Yogyakarta 2019 di Hotel Tentrem, Kota Yogyakarta, Selasa (26/11/2019).

“Saya kira kita itu selalu membutuhkan ide-ide pembaruan. Kalau Pak Ahok, kan, kalau kita lihat bagaimana track record beliau. Beliau kan selalu berpikir sesuatu yang baru. Dan keberanian beliau saya kira sangat dibutuhkan Pertamina,” katanya.

Baca berita selengkapnya: Kepala SKK Migas: Keberanian Ahok Diperlukan Pertamina

4. Driver ojek online jadi korban order fiktif

Sebanyak 13 driver ojek online menjadi korban penipuan orderan fiktif di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).ISTIMEWA Sebanyak 13 driver ojek online menjadi korban penipuan orderan fiktif di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).

Belasan driver ojek online (ojol) menjadi korban penipuan order fiktif yang dikirim ke satu alamat di Bumi Ciruas Permai, Kabupaten Serang, Banten.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (23/11/2019), dan kisahnya viral di media sosial setelah seorang warga di dekat rumah yang didatangi para ojol mengunggahnya ke media sosial.

"Total ada 13 driver, 12 driver siang hari dan satu driver dini hari sebelumnya. Pemesannya atas dua nama (akun) Sinta dan Kayla," kata Ida Widya, warga setempat, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/11/2019).

Baca berita selengkapnya: Belasan Driver Ojek Online Jadi Korban Order Fiktif, Beli Pizza dan Nasi Goreng Jutaan Rupiah

5. Kata Gubernur Sumatera Utara soal gaji guru honorer

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan memberhentikan ribuan tenaga honorer di lingkungan kerja Pemerintah Provinsi Sumut, Rabu (19/6/2019)KOMPAS.com/MEI LEANDHA Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan memberhentikan ribuan tenaga honorer di lingkungan kerja Pemerintah Provinsi Sumut, Rabu (19/6/2019)

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, berjanji akan memberikan perhatian serius terhadap kesejahteraan pahlawan tanpa tanda jasa itu.

"Kemampuan kita naikkan gaji hanya Rp 50 ribu per jam. Tapi semua itu akan terus kita evaluasi," ujar Edy, Senin (25/11/2019).

Menurutnya, gaji guru honorer seharusnya bisa Rp 100.000 per jam. Alasannya, salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumut 2018-2023, yang ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD Sumut pada akhir Februari 2019, adalah sektor pendidikan.

"Sudah saya hitung, makanya saya berani menetapkan angka segitu, tapi kalau bisa Rp 100 ribu per jam," kata Edy.

Baca berita selengkapnya: Gaji Guru Honorer Naik, Edy Rahmayadi: Kalau Bisa Rp 100 Ribu Per Jam

(Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik, Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono, Kontributor Banten, Acep Nazmudin, Kontributor Medan, Mei Leandha | Editor: Dony Aprian, David Oliver Purba, Robertus Belarminus, Abba Gabrillin, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com