Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN dan Polisi Gerebek Pabrik Sumpit yang Diduga Produksi Narkoba

Kompas.com - 26/11/2019, 21:24 WIB
Irwan Nugraha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebuah pabrik sumpit rumahan di Kampung/Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, digerebek aparat BNN dan Polri, Selasa (26/11/2019) pukul 14.00 WIB.

Dalam pabrik yang tiap hari beroperasi memproduksi sumpit tersebut diduga sebagai lokasi penyimpanan obat terlarang yang belum diketahui jenisnya.

Dua orang pria diamankan dalam operasi tersebut dan langsung dibawa oleh BNN dan Polri tersebut.

Salah seorang saksi mata, Iyoy (60) mengatakan, penggerebekan pabrik yang lokasinya berhadapan dengan rumahnya dilakukan oleh beberapa orang yang memakai rompi BNN.

Baca juga: Tiga Kurir Narkoba Ditangkap di Bali, Ribuan Pil Ekstasi Diamankan Polisi

Dirinya tak menyangka kalau beberapa orang yang turun di dua mobil tersebut adalah para penegak hukum.

Sebab, selama ini dirinya dan warga lainnya hanya mengetahui kalau rumah di depannya beroperasi sebagai pabrik sumpit.

"Kalau setiap harinya beroperasi sebagai pabrik sumpit. Dimulai masuk karyawannya yang hanya 10 orang sejak pukul 08.00 pagi dan bubar setiap pukul 16.00 WIB," kata Iyoy, kepada Kompas.com, di lokasi kejadian, Selasa malam.

Iyoy menambahkan, kalau rumah di depannya tersebut baru disewa oleh orang-orang Sumpiuh, Cilacap, sejak setahun lalu.

Bahkan, dirinya mengetahui salah seorang  yang ditangkap itu adalah sekretaris pemilik pabrik berinisial J, asal Cilacap.

Sedangkan, pemilik pabrik sumpit tersebut berinisial Y, asal Sumpiuh, Cilacap, Jawa Tengah.

"Kalau yang ditangkap tadi itu Mas J suruhannya atau yang bertanggung jawab di sini di pabrik oleh pemiliknya Mas Y. Nah, kalau Mas Y sendiri jarang ke Tasik, dia orang Cilacap dan sebagai bosnya di pabrik sini," ungkap Iyoy.

Dirinya bersama warga lainnya tak menyangka kalau rumah sebagai pabrik sumpit ini akan digerebek oleh BNN dan Kepolisian.

Apalagi, dirinya pernah bertemu dengan dua orang yang diamankan tadi. "Enggak nyangka saja, soalnya tadi kirain bukan dari aparat," ungkap dia.

Baca juga: Ketika Trayek Angkot di Tasikmalaya Jadi Istilah Transaksi Narkoba

Hal sama diungkapkan Nina (35), tetangga pabrik lainnya. Menurut dia, tiap harinya para pegawai pabrik yang berdomisili warga Tasikmalaya beroperasi seperti biasanya.

Bahkan, selama ini, tak ada kecurigaan apapun terkait operasional terlarang lainnya selain lokasi pembuatan sumpit.

"Kalau pegawainya yang sepuluh orang warga Tasikmalaya. Sedangkan orang yang dipercaya oleh pemiliknya yang tadi ditangkap semuanya orang Cilacap ada tiga orang," pungkas dia.

Sementara itu, pabrik sumpit tersebut terlihat diamankan pihak Kepolisian setempat dan dipasang garis polisi.

Sampai malam ini, belum ada pihak berwenang yang bisa dimintai keterangan oleh wartawan.

Terlihat beberapa anggota Kepolisian masih berjaga di lokasi kejadian sampai berita ini diturunkan Selasa malam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com