Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

Kompas.com - 26/11/2019, 20:29 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Sebanyak 47 pengusaha tahu di sentra industri Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

Komitmen itu disampaikan tiga perwakilan pengusaha tahu saat deklarasi "Stop Penggunaan Bahan Bakar Sampah Plastik" yang digelar bersama Pemkab Sidoarjo di Dusun Areng-Areng, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/11/2019).

Ada enam poin deklarasi yang dibacakan tiga perwakilan pengusaha tahu di Desa Tropodo.

Pertama, para pengusaha menyatakan tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik pada proses pembuatan tahu.

Baca juga: Bupati Sidoarjo Minta Pengusaha Tahu Stop Gunakan Plastik Impor

Kedua, para pengusaha akan menggunakan bahan bakar alternatif yang aman dan ramah dari lingkungan.

Ketiga, para pengusaha tidak akan menimbulkan polusi yang berdampak pencemaran lingkungan.

Keempat, para pengusaha menanti segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kelima, para pengusaha aka menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.

Keenam, para pengusaha akan mengurangi emisi gas buang pada proses produksi.

Salah satu pengusaha tahu di Desa Tropodo, Gufron (52) mengatakan, siap menggunakan bahan bakar alternatif sebagai pengganti limbah plastik impor yang biasa digunakan untuk memproduksi tahu selama ini.

Namun, kata Gufron, para pengusaha tahu juga membutuhkan bantuan berupa mesin ketel sebagai alat produksi berbahan kayu.

"Kami para pemilik tahu butuh bantuan mesin ketel saja. Karena mesin ketel ini mahal, harganya Rp 70 juta," kata Gufron.

Pekerja pabrik tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, memasukkan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pengganti kayu, Selasa (26/11/2019).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Pekerja pabrik tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, memasukkan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pengganti kayu, Selasa (26/11/2019).
Menurut dia, penggunaan kayu bakar sebagai bahan baku dalam memproduksi tahu merupakan solusi terbaik.

Namun, ketidakmampuan para pengusaha membeli mesin ketel membuat kebanyakan pabrik tahu di Desa Tropodo terpaksa menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

"Kayu bakar ini merupakan solusi terbaik karena mudah didapatkan. Cuma itu tadi, pemerintah mesti memberi bantuan mesin ketel," ujar dia.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah memilih bahan bakar alternatif yang sesuai alat produksi, yakni wood pallet atau pelet kayu, untuk digunakan para pengusaha dalam memproduksi tahu di Desa Tropodo.

Wood pallet merupakan hasil olahan limbah kayu dengan menghancurkan limbah kayu menjadi serbuk halus.

Palet kayu ini diklaim berfungsi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dengan kadar co2 yang rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna.

"Kita nanti bahan bakunya saya bawa ke sini semuanya. Kita mulai produksi dengan wood pallet atau dengan gas. Ya itu sudah, kita larang tidak boleh pakai plastik," ucap Saiful.

Ia memastikan para produsen pabrik tahu di Desa Tropodo akan mendapat subsidi pelet kayu sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

Pihaknya mengaku akan duduk bersama dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk membahas subsidi bahan bakar pembuatan tahu yang ramah lingkungan.

"Ya, awalnya nanti kita subsidi. Kita akan bicarakan dengan ibu gubernur. Karena di sini ada Pak Drajad sebagai kepala dinasnya (Disperindag Jatim). Nanti bisa kita bicarakan bersama, pasti kita bantu," imbuh Saiful.

Baca juga: Bupati Sidoarjo Ancam Tutup Pabrik Tahu di Tropodo yang Tetap Gunakan Sampah Plastik

Sebagaimana diketahui, sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" yang disusun Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019 menjadi sorotan media.

Bahkan, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian memberitakan publikasi laporan itu.

Dua hal yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur sebagai dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com