Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas Target Produksi 1 Juta Barrel Minyak pada 2030

Kompas.com - 26/11/2019, 15:24 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Empat asosiasi bidang energi mendorong eksplorasi masif dan pengembangan sumber daya energi yang belum dikembangkan.

Hal itu akan dibahas dalam Joint Convention Yogyakarta 2019 (JCY 2019), di Hotel Tentrem, Kota Yogyakarta.

"Harapannya, Indonesia mampu mewujudkan ketahanan energi Nasional," kata Ketua JCY 2019 Abdullah Nurhasan, Selasa (26/11/2019).

JCY 2019 merupakan konferensi gabungan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).

"Tugas kita, kita scientist, salah duanya dari ilmu kebumian, yaitu geofisika dan geologi. Tugas kita itu meminimalisir atau mengidentifikasi risiko. Risiko-risiko seperti ini dengan terus penambahan data bisa tambah beaar atau tambah kecil. Itu tugas kita sebagai ilmuwan. Untuk melihat risiko itu," ucapnya. 

Dikatakannya, selama tanggal 25-28 November, akan ada 650 makalah yang dibahas. Target SKK Migas mewujudkan 1 juta barrel minyak per hari juga dianggap relevan.

"Yang penting kita dari asosiasi punya effort, karena SKK Migas sudah menyiapkan support. Itu kenapa kita juga mengundang SKK Migas," ucapnya. 

Baca juga: Produksi Minyak di Lapangan Jatibarang Indramayu Naik Selama Ramadhan

Produksi turun, butuh eksplorasi jangka panjang

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, dalam beberapa tahun ke belakang, capaian produksi dan lifting di Indonesia relatif menurun.

Eksplorasi yang masif menjadi salah satu pekerjaan jangka panjang untuk menjaga, atau bahkan meningkatkan produksi migas pada masa mendatang.

Undeveloped resources tidak kalah pentingnya. Sumber daya yang sudah ada, tetapi tidak bisa diproduksi sehingga perlu bersama-sama mencari cara untuk memproduksi potensi yang sudah ada tersebut.

Dijelaskannya, saat ini produksi minyak baru 750.000 per barrel, dan ditargetkan produksi minyak menyentuh angka 1 juta barrel per hari pada 2030.

Hal ini sangat memungkinkan karena Indonesia mempunyai 128 cekungan migas. Dari jumlah tersebut, baru 54 cekungan yang berproduksi.

Sisanya, 74 cekungan belum dieksplorasi. Tantangan yang dihadapi antara lain eksplorasi di wilayah timur yang tergolong frontier dan area laut dalam/deep water.

Fokus area ini menantang karena tidak hanya membutuhkan ilmu yang tepat untuk dapat melakukan operasional secara efektif dan efisien, tetapi juga membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit.

Baca juga: Anak Usaha Pertamina Tingkatkan Produksi Minyak Sumur Tua di Kalsel

Cari cadangan baru, kurangi impor minyak

"Kalau sekarang produksi minyak itu kita yang perlu garis bawahi yang kita impor minyak, gas kita ekspor. Kalau kita combine ini sesungguhnya balance antara ekspor dan impornya. Tetapi, untuk gas kita punya potensi menjadi besar yaitu sudah mulai proyek untuk Blok Masela," ucapnya.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com