Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Pancaroba, Peternak Waspada Penyakit Diare

Kompas.com - 26/11/2019, 11:07 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Memasuki musim pancaroba, peternak di Kabupaten Cianjur Jawa Barat diimbau mengantisipasi gangguan penyakit  yang dapat menyerang hewan ternak.

Biasanya, kondisi perubahan iklim dan cuaca seperti sekarang ini menyebabkan hewan ternak seperti kambing, domba, sapi dan kerbau rentan terserang penyakit diare.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Kelautan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur M. Agung Rianto mengatakan, musim peralihan dari kemarau ke hujan (atau sebaliknya) sangat memengaruhi daya tahan tubuh pada hewan ternak.

“Salahsatunya rentan terserang diare dan mencret-mencret. Biasanya dipicu dari pemberian pakan rumput yang masih basah,” kata Agung kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: BMKG Soal Angin Kencang hingga Hujan Es di Bojonegoro: Biasa Terjadi Saat Pancaroba

Hal tersebut, menurutnya tidak terlepas dari kebiasaan peternak yang menyabit rumput pada pagi hari, sehingga rumput yang didapatnya itu masih dalam kondisi basah.

“Sekarang ini kan kalau sore hujan. Jadi, rumput yang disabit pagi harinya dipastikan masih dalam kondisi basah. Jangan langsung diberikan ke hewan ternak, namun harus dikeluarkan dulu dari karung untuk diangin-angin sampai kering,” tutur Agung.

Pasalnya, rumput yang masih basah mengandung kadar air tinggi dan serat kasar rendah. Jika langsung diberikan ke hewan ternak, maka bisa mengalami kembung dan diare. 

"Rumput yang masih basah, apalagi disimpan di dalam karung semalam akan muncul pucuk baru atau rumput muda. Kalau itu sampai dimakan hewan ternak bisa diare," ujar dia.

Baca juga: Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Musim Pancaroba

Untuk mencegah kembung dan diare pada hewan ternak, Agung menyarankan rumput dicampur dengan daun bambu yang telah dicacah terlebih dahulu untuk meningkatkan serat kasar.

“Jika sudah ada gejala, pakan atau rumput dicampur dengan minyak jelantah. Hal itu bisa mencegah supaya tidak terjadi pembentukan gas di dalam perut hewan ternak yang bisa menyebabkan mencret,” katanya.

Sedangkan untuk hewan ternak yang kadung terserang diare, Agung menyampaikan beberapa cara yang bisa ditempuh peternak sebagai langkah pengobatan.

“Dicekok dengan minyak hangat atau menggunakan batang daun pepaya yang sudah dipotong seperti pipa. Dimasukkan ke dalam anus hewan untuk kemudian perutnya dipijit atau ditekan pelan-pelan sampai keluar anginnya,” terang dia.

Sejauh ini, ditambahkan Agung, laporan terkait kesehatan hewan di wilayah Kabupaten Cianjur masih terpantau aman.

Namun, intensitas hujan yang terus meningkat patut diwaspadai karena bisa memicu serangan penyakit pada hewan ternak.

“Kalau laporan soal hewan ternak yang terserang diare secara massif, belum ada. Namun, sudah ada beberapa peternak yang datang ke Pasar Hewan dan berkonsultasi dengan petugas perihal gejala (diare) yang dialami hewan ternak mereka,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com