Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siti Komariah, Guru Perbatasan di Palembang 2 Tahun Mengajar Tanpa Digaji

Kompas.com - 25/11/2019, 14:45 WIB
Aji YK Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com — Satu unit bangunan berukuran 6 x 3 meter yang terletak di Desa Saluran, RT 036, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, terlihat lusuh.

Atapnya terbuat dari seng, sisi bangunan dinding pun masih terlihat hanya diplester semen ala kadarnya.

Namun, siapa sangka, bangunan itu merupakan sekolah di perbatasan Kota Palembang- Kabupaten Banyuasin yang digunakan untuk anak-anak di desa setempat belajar.

Meskipun kondisi ruang kelas yang hanya seadanya, para murid di sana tetap belajar dengan semangat untuk menerima seluruh mata pelajaran yang diberikan oleh Siti Komariah.

Baca juga: Jelang Hari Guru Nasional, Kisah Inspiratif Diana Indrawati Berjuang di Pedalaman Transmigrasi

Siti sudah mengajar sejak 2014 di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 4 Filial.

Selama mengajar, ia harus berpikir keras agar setiap muridnya bisa memahami pelajaran yang diberikan.

Betapa tidak, sekolah tersebut hanya memiliki satu ruang kelas tanpa sekat sehingga para murid dari kelas satu sampai kelas enam terpaksa diajar hanya dibatasi setiap bangku yang ada di dalam ruang.

Keterbatasan tersebut tak membuat Siti mundur untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah tersebut.

Secara sabar, ibu dua orang anak ini pun memberikan pelajaran secara detil kepada muridnya.

"Anak-anak saya panggil ke depan satu-satu agar mereka paham. Tekniknya seperti itu agar tidak mengganggu murid kelas lain," kata Siti, ketika berbincang dengan Kompas.com.

Di sekolah tempat Siti mengajar ada 25 murid, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Mereka rata-rata merupakan anak petani yang ada di desa tersebut.

Kondisi sekolah yang kurang layak terpaksa digunakan agar para anak-anak di sana masih tetap belajar.

Terkadang, Siti pun terpaksa membawa anaknya yang masih kecil ke dalam ruang untuk mengajar. Sementara suaminya pergi ke sawah untuk mencari nafkah.

Baca juga: Besok, Penyuap Bupati Muara Enim Jalani Sidang Perdana di Palembang

Gaji Siti sebagai seorang guru tidak mencukupi untuk menghidupi kebutuhan keluarganya.

Selama satu bulan, ia hanya menerima honor sebesar Rp 500.000 yang kadang baru dibayarkan selama tiga bulan sekali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com