Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetensi Guru Rendah, Komisi X Usul Pendidik Disekolahkan ke Luar Negeri

Kompas.com - 25/11/2019, 05:44 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, peringatan Hari Guru 2019 harus menjadi titik tolak perbaikan manajemen pengelolaan pendidik di Indonesia.

Hingga 72 tahun Indonesia Merdeka, kata Syaiful Huda, masih banyak persoalan guru yang membutuhkan keseriusan pemerintah dalam memperbaikinya.

Beberapa persoalan manajemen guru tersebut di antaranya distribusi yang tidak merata, minimnya perlindungan, kesejahteraan rendah, kurangnya kompentensi, hingga masih banyak regulasi yang tumpang tindih. Kondisi ini berujung pada kurang optimalnya kualitas guru Indonesia.

“Kami melihat masih banyak persoalan terkait menejemen guru di tanah air. Tahun ini harus menjadi titik tolak perbaikan manajemen pengelolaan guru di tanah air karena kebetulan masih di awal pemerintahan dan kita juga punya menteri baru dengan visi serta cara pandang yang masih segar,” ujar Syaiful Huda kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Minggu (24/11/2019).

Baca juga: Minibus Tabrak Pembatas Jalan hingga Terbelah, Satu Guru Meninggal

Dia menjelaskan, saat ini sebaran distribusi guru di tanah air masih kurang merata. Sebaran guru masih terpusat di kota-kota besar atau wilayah-wilayah tertentu.

Bisa jadi di satu kabupaten, jumlah guru berlebih. Namun di kabupaten lain mengalami kekurangan guru.

Di sisi lain, lanjut Syaiful Huda, proses penempatan dan mutasi guru kerap dilakukan dengan mengabaikan asas merit system.

“Mismanajemen distribusi guru ini berakibat pada kekurangan guru di satu wilayah sehingga satu guru harus merangkap bidang studi atau kelas agar proses belajar mengajar tetap bisa berlangsung,” katanya.

Kompetensi guru rendah

Pria yang akrab disapa Huda ini mengatakan, manajemen guru di Indonesia juga terkendala dengan rendahnya kompetensi guru.

Menurutnya, berdasarkan Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) bidang pedagogik dan profesional, rata-rata kompetensi guru berkisar di angka 53,02. Capaian tersebut masih di bawah Standar Kompentensi Minimal (SKM) yang berada di angka 55.

“Data tersebut saya rasa belum banyak berubah sehingga kita masih punya PR besar dalam upaya mengembangkan kualitas guru di Indonesia. Salah satunya dengan mendorong para pendidik untuk mengikuti berbagai skema pelatihan baik dari Kemendikbud maupun institusi lainnya,” katanya.

Terkait peningkatan kompetensi guru, pria yang akrab disapa Huda ini mengusulkan pengiriman pendidik Indonesia ke luar negeri. Mereka bisa melakukan kursus singkat ke negara-negara yang dikenal mempunyai manajemen pendidikan modern seperti Finlandia, China, Kanada dan Korea Selatan.

"Banyak anggaran untuk peningkatan kompetensi guru, daripada tercecer, gunakan untuk mengirim mereka belajar ke negara-negara yang mempunyai sistem pendidikan terbaik sehingga saat pulang mereka bisa mengadopsi di sekolah masing-masing," katanya.

Kesejahteraan guru

Politisi PKB ini mengakui bahwa kesejahteraan guru di Indonesia masih belum sepenuhnya memadai. Masih ada ketimpangan pendapatan antara mereka yang berstatus ASN dengan guru honorer atau swasta.

Baca juga: Jelang Hari Guru Nasional, Ini 5 Pesan Penting Mendikbud Nadiem bagi Guru

 

Padahal jumlah guru swasta dan honorer masih lebih mendominasi dibandingkan dengan guru berstatus ASN.

“Berdasarkan data PGRI kita kekurangan guru berstatus ASN hingga 1,1 juta orang. Kekosongan tersebut selama ini diisi oleh mereka yang berstatus non-ASN yang rata-rata digaji di bawah upah minimum regional (UMR),” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com