Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Paradigma Alon-alon Asal Kelakon Sudah Harus Ditinggalkan

Kompas.com - 25/11/2019, 05:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia sedang melakukan perubahan untuk menuju negara maju.

Perubahan ini harus dilakukan dengan cepat, sehingga paradigma lama "alon-alon waton kelakon" sudah harus ditinggalkan.

"Sekarang ini sedang terjadi perubahan, Kita pun Indonesia sedang melakukan perubahan untuk menuju Indonesia maju," ujar Ma'ruf Amin dalam pidatonya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di Yogyakarta, Minggu (24/11/2019).

Ma'ruf Amin menyampaikan, ilmu pengetahuan sekarang sedang melakukan perubahan yang luar biasa yang disebut sebagai zaman 4.0. Kecenderunganya mendisrupsi sesuatu yang lama diganti dengan baru.

Baca juga: Maruf Amin: Terima Kasih Warga Yogyakarta Sudah Memilih Pak Jokowi dan Saya

Karenanya, hal itu patut untuk diwaspadai agar hal-hal baik yang sudah lama ada di Indonesia tidak hilang.

"NU (Nahdlatul Ulama) itu punya pedoman menjaga, memelihara yang lama, yang baik. Barang lama yang baik-baik jangan dihabisi, tetapi dijaga, menjaga tradisi," tandasnya.

"Tetapi NU juga menggunakan pendekatan yang baru, mengambil yang baru yang lebih baik. Jadi melakukan transformasi, kita juga menerima perubahan itu, mana yang baik kita ambil," imbuhnya.

Menurut Ma'ruf, melakukan perubahan tidak cukup hanya dengan transformasi. Tetapi juga harus melahirkan inovasi-inovasi secara kontinyu.

"Kita juga harus melakukan inovasi, perbaikan-perbaikan sendiri, bukan hanya mengambil, mentransformasi tetapi kita juga melakukan inovasi," ungkapnya.

Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa perubahan harus tetap dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.

Perubahan tidak boleh mengingkari kesepakatan yang sudah final bagi bangsa Indonesia, yakni Pancasila UUD 1945 dan NKRI.

"Pancasila adalah kesepakatan kita, NKRI kesepakatan kita, karena itu kita tidak boleh menghilangkan Pancasila dan NKRI untuk melakukan perubahan," tegasnya.

Diungkapkanya, perubahan saat ini berjalan dengan cepat. Karenanya, Indonesia juga tidak boleh lamban dalam melakukan perubahan.

Sehingga paradigma lama yang membuat perubahan berjalan lambat haruslah ditinggalkan.

"Jadi paradigma lama yang mengatakan alon-alon asal kelakon itu sudah harus ditinggalkan. Kita akan ketinggalan kalau kita alon-alon asal kelakon itu, sekarang itu harus cepat," ucapnya.

Baca juga: Koordinasi Penanganan Terorisme di Bawah Komando Maruf Amin

Cepat saja, imbuhnya, juga belum cukup. Selain cepat juga harus tepat dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

"Cepat, tepat, harus baik, dan terukur serta menghasilkan sesuatu yang bermanfaat," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin Minggu (24/11/2019) malam menghadiri acara peringatan Maulid Baginda Nabi Muhammad di Yogyakarta.

Acara dengan mengusung tema "Indonesia dalam Cinta dan Harmoni" ini digelar di Ndalem Habib Hilal Alaidid Jl Dongkelan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com