Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Lirik Resi Gudang Untuk Ekspor Lada

Kompas.com - 23/11/2019, 16:44 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), dari tahun 2015 sampai 2019, terjadi peningkatan dalam produksi Lada.

Pada 2015, produksi lada mencapai 81.501 ton, dan meningkat sebesar 5,93 persen menjadi 86.334 ton di tahun 2016.

Selama 2017, produksi mencapai 87.991 ton, atau mengalami peningkatan sebesar 1,92 persen dibandingkan produksi tahun 2016.

Di tahun 2018, peningkatan tidak sebesar di tahun sebelumnya, yaitu hanya terjadi kenaikan sebesar 0.82 persen dari tahun 2017, dengan total produksi mencapai 88.719 ton.

Baca juga: Mengembalikan Kejayaan Lada Bangka Belitung...

 

Sementara untuk tahun 2019, diproyeksikan produksi akan mencapai 89.617 ton, atau meningkat sebesar 1.07 persen dibandingkan tahun 2018.

Pencapaian produksi tersebut, masih menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil lada terbesar kedua di dunia.

Peningkatan produksi lada nasional, ternyata justru berbanding terbalik dengan harga lada di pasaran. Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, harga lada mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Tercatat di tahun 2016, harga rata-rata bulanan di pasar domestik untuk lada putih adalah Rp 143.867,- per kilogram, dan Rp 121.000,- untuk lada hitam.

Penurunan tajam terjadi di tahun 2017, di mana harga rata-rata bulanan untuk lada putih mencapai Rp85.349,- dan Rp59.500,- untuk lada hitam.

Baca juga: 16 Ton Lada Bangka Diekspor ke Perancis

Lada Bangka Betung

Saat ini, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung merupakan produsen utama lada putih (Muntok White Pepper) dan lada hitam (Lampung Black Pepper) yang cukup besar.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, produktivitas lada di Bangka Belitung mencapai 1,25 ton per hektar.

Hal ini menjadikan Bangka Belitung menjadi penyumbang produksi lada terbesar, yang mencapai 39 persen dari total produksi lada nasional.

Dari sisi tata niaga lada, perlu sebuah langkah strategis dari para stake holder, yang tidak hanya bertujuan untuk menjaga kestabilan harga, namun juga dalam upaya memaksimalkan nilai komoditas lada tersebut.

Kerja sama tata niaga komoditas lada

Langkah strategis yang telah dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dengan melakukan kerjasama tentang “Kemitraan Strategis Tata Niaga Komoditas Lada” dengan Bursa Berjangka Jakarta dan PT Wahana Inspirindo Sejahtera.

Penandatanganan Memorandum of Understanding ini, dilakukan oleh Fajar Wibhiyadi (Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia – Persero), Donny Raymond (Direktur Bursa Berjangka Jakarta) dan Dede Iswanto (Direktur PT Wahana Inspirindo Sejahtera), disaksikan oleh Himawan Purwadi (Kepala Bagian Penguatan dan Pengawasan Pasar lelang komoditas – Bappebti), di Pangkal Pinang, Jumat, 22 November 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com