Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan-ikan Mati Akibat Sungai Perak di Kaltim Dicemari Limbah Perusahaan

Kompas.com - 23/11/2019, 16:35 WIB
Zakarias Demon Daton,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Limbah perusahaan tambang batu bara dan kepala sawit yang beroperasi di sekitar Desa Permai, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur diduga mencemari Sungai Perak.

Ikan-ikan dan udang ditemukan mati mengambang di sungai.

Ketua Badan Permusyawatan Kampung (BPK) Permai, Kecamatan Damai, Kubar, Dones Husein mengatakan bahwa pencemaran sebetulnya sudah terjadi sejak 2015 lalu.

Namun, laporan yang disampaikan warga diklaim tak mendapat respons pemerintah daerah. Husein mengaku bosan melaporkan hal ini ke camat, Polsek hingga dinas terkait dan bupati.

Puncaknya pada Kamis (21/11/2019) pagi, masyarakat yang hendak mencari ikan di sungai mendadak kaget melihat ratusan ikan terapung mati. Sebagian lain tergeletak di bibir sungai.

Baca juga: Wali Kota Pastikan Perairan Jayapura Tak Tercemar Limbah Merkuri dari PNG

"Hanya Tuhan saja yang saya belum lapor," ungkap Dones saat dikonfirmasi, Sabtu (23/11/2019).

Sungai Perak melintasi Desa Permai, Desa Besi menuju Sungai Mahakam. Setiap harinya sungai ini dimanfaatkan oleh warga sekitar yang mencari ikan. Warga juga sering menggunakan sungai itu untuk mandi, mencuci, dan lainnya.

"Kalau minum warga pakai beli. Sungai hanya digunakan untuk mandi dan cuci," kata Dones.

Karena tercemar kini warga cemas dan meminta perhatian pemerintah daerah. Husein menduga pencemaran terjadi akibat limbah perusahaan.

Total ada tiga perusahaan beroperasi di daerah sekitar. Dua perusahaan tambang batu bara dan satu perusahaan kelapa sawit.

"Sawit ini yang lebih dekat dengan kampung," katanya.

Setiap kali hujan, kata Husein pencemaran makin parah karena banjir membawa limbah dari aktifitas perusahaan menuju sungai ini.

Dia berharap laporan yang disampaikan warga segera ditindaklanjuti petugas.

"Petugas jangan tidur saja, mentang-mentang perusahaan banyak uang, laporan kami nggak ada tindakan," katanya geram.

Setidaknya ada 3.000 warga yang terdampak atas pencemaran itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com