Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Ditolak, Siswa SMK Tusuk Guru Sejarah, Polisi: Diduga Gangguan Jiwa

Kompas.com - 23/11/2019, 14:14 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com — Rabu (20/11/2910), CB (16), salah satu pelajar di Kulon Progo, Yogyakarta, mengendarai motor pergi ke rumah gurunya, Wening Pamuji Asih (35).

Wening tinggal di Dusun Sambeng, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul.

Malam itu ia berencana mencuri pakaian guru perempuannya itu.

Sejak duduk di kelas X, CB mengagumi Wening. Bahkan, ia mengaku mencintai guru sejarahnya tersebut.

CB masuk rumah gurunya melewati dapur. Namun, saat melihat pisau, hasrat untuk menusuk gurunya muncul.

Baca juga: Mengaku Cinta, Murid Ini Tusuk Gurunya yang Sedang Tidur

Ia pun bergegas ke kamar dan melihat sang guru pujaannya tidur.

Sekitar pukul 20.30 WIB, siswa kelas XI itu menyerang gurunya. Lalu ia melarikan diri dan meninggalkan pisau dapur serta ponselnya.

Teriakan kesakitan Wening didengar oleh mertuanya.

Lalu Nukman Rifai, suami Wening, mengecek kamar dan melihat istrinya bersimbah darah. Wajah Wening pun terlihat memar.

Oleh keluarganya, Wening dibawa ke RS UII Kecamatan Srandakan. Namun, karena luka serius, Wening dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bagian ulu hati Wening terluka dengan lebar 3 sentimeter dan panjang 7 sentimeter.

Baca juga: Penusukan Guru SMK di Kulonprogo, Pelaku Diduga Idap Gangguan Jiwa

 

Diduga gangguan jiwa

Ilustrasi kesehatan jiwa atau kesehatan mental.Thinkstock Ilustrasi kesehatan jiwa atau kesehatan mental.
Saat keluarga menolong Wening, CB sempat ikut masuk ke rumah dan menanyakan ada kejadian apa.

"Saat korban mau dibawa ke rumah sakit, pelaku datang di depan rumah korban sambil bertanya, 'Enten nopo, Pak (Ada apa, Pak)'," ucap Kapolsek Srandakan Kompol Muryanto.

Namun, dari ponsel yang tertinggal di TKP, polisi langsung mengamankan CB di rumahnya tanpa perlawanan pada Kamis (21/11/2019) dini hari.

CB tinggal di Kecamatan Lendah, Kulon Progo.

Saat interogasi awal, pelajar SMK di Kulon Progo ini mengakui perbuatannya dan mengaku menyukai gurunya itu.

Baca juga: Guru Ditusuk Murid di Bantul, Pelaku Sempat Mencuri Pakaian Korban

"Saat kami tanya, 'Lha ngapain kamu menusuk?' 'Saya itu cinta, Pak. Saya sayang, saya senang, Pak'," kata Muryanto menirukan pengakuan pelaku.

Sementara itu, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bantul Aipda Mustafa menuturkan, pelaku kerap mengamati Wening guru sejarahnya dari kejauhan.

"Pelaku tak pernah berbicara dengan korban secara intensif," ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengatakan CB melakukan hal tersebut karena cintanya ditolak oleh Wening.

CB mengagumi gurunya sejak duduk di bangku kelas X.

Baca juga: Guru Agama Ditangkap karena Diduga Raba Alat Vital Muridnya

Menurut Rico, CB adalah pasien rawat jalan di RS Grasia, Sleman. Saat diperiksa, orangtua CB menunjukkan obat yang dikonsumsi anak lelakinya itu.

"Sejauh ini, motif ya karena pelaku sangat mengagumi korban dan ada dorongan untuk menusuk," ucap Rico saat dikonfirmasi Jumat (22/11/2019).

Ia menyebut penusukan dilakukan karena muncul halusinasi.

Karena pertimbangan mengalami gangguan jiwa, CB tidak ditahan oleh polisi.

Namun, Rico mengatakan bahwa proses hukum tetap berjalan dengan mengacu Undang-Undang Perlindungan Anak.

Menurut Rico, saat ini kondisi Wening sudah membaik.

Baca juga: Tangis Guru Honorer di Hadapan DPRD Ende, Sudah 11 Bulan Tidak Digaji

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor: Robertus Belarminus, Dony Aprian, Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com