Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suporter Indonesia Ditangkap di Malaysia, Minta Doa ke Istri hingga Disebut Hapus Akun Facebook

Kompas.com - 23/11/2019, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com — Iyan Ptada Wibowo, Andreas Setiawan, Rifki Choirudin, dan Hendri yang tergabung dalam organisasi Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) berangkat ke Malaysia pada Minggu (17/11/2019).

SIPB adalah komunitas untuk seluruh suporter pendukung timnas di Bali.

Mereka ke Malaysia untuk mendukung pertandingan kelima Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, antara Indonesia dan Malaysia.

Baca juga: Ditangkap di Malaysia, Anak Suporter Indonesia Kerap Tangisi Ayahnya

Mereka berempat dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Rabu (20/11/2019) pukul 21.00 Wita.

Namun, jelang pertandingan Iyan, Andre dan Rifki ditangkap saat memasuki Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada Selas (19/11/2019).

Iyan adalah ketua SIPB.

Mereka ditahan Polisi Diraja Malayasia terkait dugaan kasus teror bom di media sosial.

Baca juga: RI Kirim Nota Protes ke Malaysia soal Penganiayaan terhadap Suporter Indonesia

 

Sempat minta doa istri

IlustrasiMashable Ilustrasi
Diah, istri Iyan, berkata terakhir kali ia berkomunikasi dengan suaminya sesaat sebelum ditangkap.

Melalui pesan WhatsApp, Iyan meminta doa karena ia ditangkap sebagai saksi.

"Terakhir saja dia nge-chat saya mungkin sebelum ditangkap bahwa minta doanya saja karena sebagai saksi," kata Diah.

Menurut Diah, ia telah dihubungi pihak Kepolisian Polda Bali dan mendapat penjelasan bahwa Polisi Diraja Malayasia masih melakukan penyelidikan.

Polisi menyampaikan pemeriksaan paling cepat dilakukan selama 2 minggu.

Baca juga: Tiga Suporter Ditangkap Polisi Malaysia, Keluarga Harap Pemerintah Gerak Cepat

Kepada Diah, polisi mengatakan pemeriksaan bisa dipercepat jika ada penjelasan bahwa Iyan dan dua rekannya adalah murni suporter dan tak ada kaitannya dengan organisasi berbahaya.

"Cuma, kalau PSSI cepat menjamin ketiga orang itu, memberi jaminan dan mengonfirmasi mereka itu siapa, mungkin lebih cepat. Intinya ada di PSSI," kata Diah.

Kepada Kompas.com, Jumat (22/11/2910) Diah bercerita bahwa anak pertamanya yang berusia 9 tahun selalu menanyakan keberadaan ayahnya.

Baca juga: Tiga WNI Ditahan Polisi Malaysia Terkait Dugaan Teror Bom

Apalagi sang ayah berjanji akan mengajak sang anak pergi ke bioskop saat ulang tahun ke1-10 pada hari minggu pekan ini.

"Jadi saya bilang ayah masih sibuk di luar kota. Kan kasian biasanya saya video call, ini enggak ada," katanya.

Diah mengaku bahwa sang suami adalah pendukung militan timnas Indonesia. Ia berharap ada dukungan dari seluruh pencinta sepak bola Indonesia agar persoalan suami dan dua temannya segera selesai.

Baca juga: Menpora Malaysia Sebut Video Pengeroyokan Suporter Indonesia Hoaks

 

Permohonan akses konsuler

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.
Sementara itu PSSI sudah menerima laporan dan berkoordinasi dengan atase Kepolisian Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, Komisaris Besar Chaidir, dan KBRI terkait kasis tersebut.

Dilansir dari laman PSSI, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menjelaskan KBRI akan mengajukan permohonan akses konsuler untuk dapat menemui dan mendampingi ketiga orang tersebut.

"Jadi, semua insiden yang terkait area sepak bola, yakni pertandingan dan aktivitas di stadion, ini sudah kami laporkan," ujar pria yang akrab dipanggil Iwan Bule itu.

Baca juga: Polri Bantah 3 WNI yang Ditangkap Polisi Malaysia Terkait Terorisme

"Sementara yang di luar area sepak bola kami dalami dan kami koordinasikan dengan pihak terkait," Iwan Bule menambahkan.

Ia mengatakan PSSI bersikap tegas dalam menentang segala bentuk kekerasan dalam sepak bola.

Ia berharap semua pihak yang terlibat dalam pertandingan sepak bola mampu menjaga prinsip fair play.

Baca juga: Polri Benarkan Ada WNI Terluka akibat Senjata Tajam di Malaysia

"Perilaku diskriminatif selalu kami tentang. Mari kita menjunjung tinggi prinsip-prinsip fair-play dan mengambil peran dalam sepak bola dengan semangat persatuan, rasa hormat, dan kesetaraan," ujarnya.

"Katakan ya untuk keberagaman, katakan tidak untuk segala bentuk diskriminasi," tutur Iwan Bule.

Menurutnya PSSI akan terus memantau dan berkoordinasi agar proses hukum berjalan dengan baik.

Baca juga: Menpora Malaysia: Suporter Indonesia Dikeroyok dan Ditusuk Itu Hoax

 

Disebut hapus akun Facebook

Ilustrasi facebook.SHUTTERSTOCK Ilustrasi facebook.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (22/11/2019) Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan bahwa tiga WNI yang ditahan Polisi Diraja Malaysia bukan berkaitan dengan jaringan terorisme.

"Jadi, tidak benar yang bersangkutan termasuk jaringan terorisme," kata Argo Yuwono saat dijumpai di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Ia mengatakan petugas memeriksa para suporter yang antre masuk ke dalam stadion jelang pertandingan kelima Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, antara timnas Indonesia dan timnas Malaysia.

Saat itu petugas memeriksa telepon genggam masing-masing.

Baca juga: Korban Pengeroyokan Suporter Malaysia Tuntut Syed Saddiq Tarik Ucapan

Sebelum penangkapan, salah satu WNI terpantau menghapus akun Facebook-nya. Namun Argo tidak menyebutkan nama dari salah satu WNI yang menghapus akun Facebook itu.

"Artinya menghapus (akun) Facebook itu sebelum dilakukan pemeriksaan," tutur Argo.

Hal tersebut membuat petugas curiga dan mengahan tiga WNI tersebut.

Argo memastikan, Polri terus berkoordinasi dengan liaison officer di Malaysia untuk perkembangan kasus ini.

Baca juga: Menpora Malaysia: Suporter Indonesia Dikeroyok dan Ditusuk Itu Hoax

Dilansir dari Antaranews, Jumat (22/11/2910) Ketua Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) Luki Ardianto mengatakan PSSI sudah meminta bantuan ke KBRI untuk memberikan pendampingan hukum.

"Info dari PSSI, mereka sudah meminta bantuan ke KBRI dan menyerahkan urusan yang masih ditahan di KBRI," ujar dia.

Sementara itu, Muhammad Dwi Harsanto Djamal, kuasa hukum yang diminta ASIM melakukan pendampingan hukum, mengatakan penahanan ketiganya telah diperpanjang.

"Besok disambung reman (penahanan sementara). Belum tahu di mahkamah mana, saya juga belum bertemu dengan suporter yang ditahan," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin, Faishal Raihan, Devina Halim, Dani Prabowo | Editor: Abba Gabrillin, Dony Aprian, Eris Eka Jaya, Fabian Januarius Kuwado)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com