Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lengkap Banjir dan Longsor di Agam, Diduga karena Pembalakan Liar hingga Tetapkan Status Tanggap Darurat

Kompas.com - 23/11/2019, 08:08 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Hujan deras yang melanda Muko-Muko, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumut), sejak Rabu (20/11/2019) sore hingga malam, menyebabkan satu orang warga tewas tergelincir saat memasang pukat di Danau Maninjau.

Tak hanya itu, banjir dan longsor pun terjadi di daerah Galapuang, Tanjung Sani, Tanjung Raya, yang menyebabkan 13 rumah, satu madrasah dan satu masjid menjadi rusak.

Selain itu, menyebabkan akses jalan menjadi tertutup total akibat material longsor menutupi badan jalan sepanjang 100 meter, dengan ketinggian mencapai 10 meter lebih.

Adanya bencana alam tersebut, Pemerintah Kabupaten Agam pun menetapkan status tanggap darurat terhadap bencana banjir bandang dan longsor yang melanda daerah Galapuang, Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

Penetapan status tanggap darurat itu disebabkan kondisi bencana alam cukup parah, tercatat ada 13 rumah yang mengalami kerusakan. Bahkan, dua di antaranya hanyut dibawa banjir bandang.

Berikut fakta selengkapnya:

1. Akibat hujan deras, 1 tewas, 13 rumah rusak dan akses jalan lumpuh

Akibat hujan deras di Tanjung Raya, Agam menyebabkan banjir dan longsor serta satu orang tewas, Rabu (20/11/2019) malamDok: BPBD Agam Akibat hujan deras di Tanjung Raya, Agam menyebabkan banjir dan longsor serta satu orang tewas, Rabu (20/11/2019) malam

Hujan deras yang menggugyur Muko-muko, Tanjung Raya, Kabupaten Agam dari sore hingga malam, menyebabkan satu orang tewas.

Selain merenggut satu nyawa juga menyebabkan banjir dan longsor di daerah Galapuang, Tanjung Sani, Tanjung Raya.

"Di daerah Galapuang, Tanjung Sani terjadi banjir dan longsor yang menyebabkan 13 rumah, satu madrasah dan satu masjid menjadi rusak," kata Handria.

Selain, itu menyebabkan akses jalan menjadi tertutup total akibat material longsor menutupi badan jalan sepanjang 100 meter dengan ketinggian mencapai 10 meter lebih.

Baca juga: Akibat Hujan Deras di Tanjung Raya Agam, 1 Tewas, 13 Rumah Rusak, Akses Jalan Lumpuh

2. Diduga karena pembakalan liar

Ilustrasi longsor. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Ilustrasi longsor.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Erly Sukrismanto mengatakan, banjir bandang dan longsor di Galapuang, Tanjung Sani, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu, diduga karena pembalakan liar di Cagar Alam Maninjau yamg berada di lokasi tersebut.

Sebelumnya, daerah tersebut sudah pernah terjadi banjir bandang dan longsor pada Juli 2019.

"Longsor dan banjir badang memang diduga akibat pembabatan kayu di cagar alam itu. Pertengahan tahun lalu juga terjadi longsor dan banjir badang di daerah itu," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/11/2019).

Sementara itu, Camat Tanjung Raya Handria Asmi mengatakan, belum bisa memastikan bahwa banjir dan longsor berasal dari daerah cagar alam tersebut.

"Belum kita cek, tapi memang ada cagar alam dan kejadian longsor sudah tiga kali di daerah ini dan kali ini yang terparah," kata Handria.

Baca juga: Banjir dan Longsor di Agam Sumbar Diduga karena Pembalakan Liar

 

3. Timbunan longsor 10 meter tutup akses jalan

Pemkab Agam, Sumatera Barat memperpanjang masa tanggap darurat banjir dan longsor menjadi 15 hari. Terlihat alat berat membersihkan material longsorDok: Camat Tanjung Raya Pemkab Agam, Sumatera Barat memperpanjang masa tanggap darurat banjir dan longsor menjadi 15 hari. Terlihat alat berat membersihkan material longsor

Akibat hujan deras yang terjadi pada Rabu lalu, jalan kabupaten di Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat lumpuh total tertimbun banjir dan longsor.

Timbunan material longsor sepanjang 100 meter dengan tinggi mencapai 10 meter masih belum dibersihkan.

"Saat ini, tim dari BPBD, Satpol PP dan Damkar, kecamatan dan dibantu dari kabupaten sedang berusaha keras membuka akses jalan," kata Camat Tanjung Raya, Handria Asmi yang dihubungi Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Timbunan Longsor 10 Meter Tutup Akses Jalan Kabupaten di Tanjung Raya Agam

 

4. Ada 14 kepala keluarga yang terdampak banjir

IlustrasiKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Ilustrasi

Handria mengatakan, berdasarkan pendataannya hingga pagi ini tercatat ada 14 kepala keluarga yang terdampak banjir dan longsor ditambah dengan satu madrasah dan satu masjid.

Saat ini, korban banjir dan longsor tersebut sudah dipindahkan sementara ke tempat yang aman seperti ke rumah tetangga dan rumah keluarganya.

"Mereka berada di daerah zona merah. Saat ini sudah direlokasi ke rumah tetangga dan rumah saudaranya," katanya.

Baca juga: Pemkab Agam Berencana Relokasi Korban Banjir dan Longsor

 

5. Pemkab Agam tetapkan status tanggap darurat banjir bandang dan longsor

Banjir dan longsor di Agam, Sumatera Barat menyebabkan 13 rumah, satu madrasah dan satu masjid mengalami kerusakan. Selain itu, akses jalan menjadi lumpuh totalDok: BPBD Agam Banjir dan longsor di Agam, Sumatera Barat menyebabkan 13 rumah, satu madrasah dan satu masjid mengalami kerusakan. Selain itu, akses jalan menjadi lumpuh total

Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Galapuang, Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

Penetapan status tanggap darurat itu disebabkan kondisi bencana alam cukup parah yang menyebabkan akses jalan hingga saat ini masih belum terbuka.

"Terhitung sejak kemarin, Pemkab Agam telah menetapkan status tanggap darurat untuk bencana banjir badang dan longsor di Galapuang," kata Kepala BPBD Agam M Lutfi AR saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Pemkab Agam Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor

 

6. Tanggap darurat diperpanjang lima belas hari

Ilustrasi BanjirKOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Ilustrasi Banjir

Lutfi mengatakan, awalnya, Pemkab Agam hanya menetapkan status tanggap darurat selama tiga hari. Namun, Jumat (22/11/2019) ini diperpanjang menjadi 15 hari terhitung Kamis (21/11/2019) kemarin.

"Pemkab Agam memperpanjang status tanggap darurat bencana longsor dan banjir badang. Dari tiga hari menjadi 15 hari," katanya

Lutfi menyebutkan, perpanjangan status itu diambil Pemkab Agam setelah melihat kondisi bencana yang cukup parah.

Hingga Jumat sore ini, akses jalan di Galapuang, Tanjung Sani, Tanjung Raya, Agam itu masih belum terbuka.

 "Masih belum terbuka hingga sore ini. Sudah dua alat berat diturunkan," kata Lutfi.

Baca juga: Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Agam Diperpanjang 15 Hari

 

7. Akses jalan berhasil dibuka

ILUSTRASI Longsor KOMPAS/Amanda Putri Nugrahanti ILUSTRASI Longsor

Setelah sempat terputus selama 48 jam, akibat banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu lalu, akhirnya akses jalan kabupaten di Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumbar, dapat dibuka pada Jumat (22/11/2019) pukul 19.00 WIB.

Meskipun sudah berhasil dibuka, untuk saat ini hanya baru bisa dilalui mobil dengan gardan ganda. Selain mobil jenis itu, masih belum bisa lewat karena jalan masih digenangi lumpur.

"Alhamdulillah, setelah semua tim bekerja keras akhirnya akses jalan sudah bisa dibuka. Hanya saja, baru terbatas mobil double gardan yang bisa lewat," kata Camat Tanjung Raya, Handria Asmi, saat dihubungi Kompas.com, Jumat malam.

Handria mengatakan, kondisi terakhir jalan masih becek akibat lumpur, namun jalan sudah bisa dilalui.

Baca juga: Setelah 48 Jam, Akses Jalan yang Tertutup Longsor di Agam Bisa Terbuka

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Padang, Putra Perdana | Editor: Abba Gabrillin, Aprilia Ika, David Oliver Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com