KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Staf Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) Kementerian Perhubungan, Taufik menduga, lift di Stasiun Parung Panjang tidak berfungsi akibat gangguan teknis pada elektronik sensor.
Imbas dari kejadian itu, sebanyak 7 orang terjebak di dalam lift di peron 2 lantai dasar Stasiun Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/11/2019) petang.
"Iya, elektronik sensornya tidak bergerak dan ini kasus yang sangat jarang terjadi bukan sesuatu yang lalai yang tiba-tiba mati," ucap Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/11/2019).
Baca juga: Kronologi 7 Orang Terjebak Lift di Stasiun Parung Panjang, PT KAI Minta Maaf
Taufik yang juga selaku teknisi pada DJKA menyebut, lift yang tiba-tiba mati saat turun dari lantai 2 ke lantai dasar disebabkan pengaruh daya listrik.
Dengan kata lain, suplai energi lift tentu berpengaruh pada sensor untuk membuka pintu lift
"(Pas) turun dan enggak bisa dibuka (pintu) karena sensor mati, ya namanya lampu matinya (listrik) kapan kita enggak tahu, inikan elektronik," ungkap dia.
Menurut dia, naik turunnya daya listrik merupakan hal yang lazim terjadi. Sehingga, kata dia, tidak serta merta karena kelalaian atau kesalahan pihak DJKA.
"Sudah kami cek berkala tiap hari, tiap minggu, SOP perawatan sudah kami kerjakan, tapi ya namanya juga elektronik, kan," ucap dia.
"(Lift) ini kan belum waktunya ganti sudah rusak, kecuali kalau waktunya ganti, terus enggak kami ganti, itu baru salah," sambung dia.
Kejadian terjebaknya sejumlah penumpang KRL di Stasiun Parung Panjang Bogor di dalam lift itu merupakan yang pertama kali terjadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.