Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Saat Perempuan Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 22/11/2019, 12:27 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com - Elvira Damayanti M Noer, namanya. Sekilas nampak seperti perempuan kebanyakan bila di rumah.

Vira begitu ia biasa disapa, adalah ibu satu orang anak. Di rumah, bukan hanya anak yang harus ia urusi, tapi juga seluruh keluarga—termasuk kebutuhan suami dan ibunya yang tinggal bersama.

“Saya anak sulung dari tiga bersaudara. Semenjak ayah saya meninggal, ibu saya ikut tinggal bersama saya dan menjadi tanggung jawab saya,” tuturnya.

Masih ia ingat betul, dua tahun lalu suaminya terkena stroke. Seketika itu pula ia lantas bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga. Dunianya berubah karena sebelumnya ia hanyalah Ibu Rumah Tangga biasa.

Dunia seakan berhenti. Tapi, perempuan kelahiran Surabaya, 5 November 1970 itu tak mau jua terlarut dan menyerah dengan keadaan. Daripada mengeluh, ia memilih untuk berusaha.
Suami yang sedang sakit, anak yang masih sekolah, dan ibu yang sudah renta menjadi otivasi Vira untuk berjuang demi mencukupi kebutuhan.

“Saya terus berpikir, apa ya yang bisa menghasilkan uang dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga? Apalagi di usia saya saat ini tentu bukan hal mudah untuk mendapatkan pekerjaan,” jelasnya.

Dunia belum berakhir

Sampai pada suatu ketika, adik laki-laki Vira yang bekerja sebagai mitra pengemudi GrabCar mengajak Vira untuk mencoba menjadi mitra pengemudi juga.

Vira mengaku memang hobi menyetir mobil. Bahkan ia sudah bisa mengendarai mobil sejak SMA.

“Saya kemudian berpikir, kenapa tidak dari nyetir ini untuk mencari nafkah. Selain itu, saya juga melihat adik saya menggantungkan hidupnya dari penghasilan ngeGrab,” kisahnya.

Berbekal keyakinan, ia pun mencoba. “Setelah bergabung ternyata kok menyenangkan. Penghasilannya juga alhamdulillah, bisa untuk asap dapur juga,” bebernya.

Awal mulai bekerja menjadi mitra GrabCar memang tidak mudah. Vira mengaku butuh waktu untuk melakukan penyesuaian. Hal ini dikarenakan, selain bertugas mencari nafkah, Vira tetaplah seorang istri, ibu dan anak yang harus mengurus segala macam kebutuhan suami yang sedang sakit hingga keperluan anak dan ibunya.

“Alhamdulillah sekarang sudah lumayan. Suami sudah bisa pakai tongkat sendiri dari awalnya hanya rebahan saja,” katanya.

Elvira Damayanti M Noer, pengemudi wanita yang menjadi tulang punggung keluarga.andy_pinaria Elvira Damayanti M Noer, pengemudi wanita yang menjadi tulang punggung keluarga.

Untuk bisa tetap melakoni perannya yang ganda, Vira membuat jadwal rutin untuk bekerja sebagai mitra GrabCar, karena Vira tidak mengenal hari libur.

Vira turun ke jalan setiap hari satu minggu full. Ia pikir, sayang betul kalau libur. Terlebih, saat weekend merupakan momen keberuntungan karena saat itu orderan GrabCar membanjir.

“Jadi saya konsen ke weekend. Tapi kalau Senin sampai Kamis saya sambi dengan kegiatan lain. Kebetulan suami juga masih terus terapi dua kali seminggu di rumah sakit. Jadi di sela-sela waktu itu saya bisa mengantar suami terapi dan control,” ujarnya.

Setiap hari, biasanya setelah menunaikan ibadah sholat subuh, Vira mulai mengaktifkan aplikasi driver GrabCar-nya. Terutama setelah anaknya sudah berangkat sekolah.

“Kira-kira pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore. Iya, 12 jam. Tapi siangnya biasanya saya cari orderan yang arah pulang ke rumah, karena harus menyiapkan makan suami dan makan ibu saya. Nanti setelah semua selesai, saya menunggu ada order lagi baru berangkat,” katanya.

Menurut Vira, menjadi mitra GrabCar adalah pilihan terbaik. Pasalnya, ia bisa bekerja dengan nyaman.

“Enaknya juga bisa sefleksibel ini ya, karena aplikasinya bisa di on dan off sewaktu-waktu,” tuturnya.

Tetap ada tantangan

Meski sudah di-setting setiap pukul enam sore sudah pulang ke rumah, tidak jarang Vira harus menyelesaikan order terakhir yang terkadang trip panjang.

“Bisa jadi molor, bisa sampai pukul 7-8 malam baru sampai rumah,” imbuhnya.
Namun demikian, Vira mengaku sangat menikmati pekerjaannya. Dalam sehari, biasanya Vira bisa menyelesaikan 11 hingga 18 trip.

Vira juga aktif mengikuti grup Whatsapp Ladies Grab, yakni komunitas mitra Grab perempuan yang membuatnya semakin termotivasi.

“Di sana. Mereka (anggota komunitas) juga bersedia sharing. Mereka juga ngasih tahu jalan mana yang macet atau buntu. Pekerjaannya menjadi lebih mudah dengan mengikuti grup seperti ini. Pernah kalau kekurangan armada, mereka akan memberitahu. Kadang mereka juga share, hari ini dapat sekian-sekian jadi ikut terpacu,” tuturnya.

Dalam menjalankan tugasnya, apalagi bekerja di bidang jasa, Vira mengaku senang bisa membantu orang. Vira selalu menomorsatukan keamanan bagi penumpangnya.

“Safety nomor satu. Apalagi berkaitan dengan nyawa, harus selamat saat menjemput dan mengantar sampai tujuan,” ujarnya.

Saking menikmatinya, Vira mengaku belum berpikiran untuk bekerja di bidang lain maupun membuka usaha sendiri.

“Saya pikir saya dengan Grab bisa kok maju bareng. Apalagi di usia saya ini. Saya yakin Grab juga bisa membuat saya lebih baik lagi ke depannya,” ujarnya.

Keadaan itu juga yang membuat Vira bangkit. Dari merasa terbebani sebagai tulang punggung keluarga, menjadi rasa syukur.

Sehari-hari, Vira berangkat setelah pukul 6 pagi dan pulang pada pukul 18.00.andy_pinaria Sehari-hari, Vira berangkat setelah pukul 6 pagi dan pulang pada pukul 18.00.

“Berarti saya yang dipercaya oleh Tuhan dengan nikmat sehat,” katanya.

Saat ini, ia mengaku paling tidak mendapat Rp350.000 per hari dari aktivitasnya menjadi mitra GrabCar.

Vira pun berharap, suatu saat Grab bisa menyediakan permintaan khusus untuk driver perempuan. Menurutnya, berdasarkan pengalaman selama ini membawa penumpang, penumpang perempuan akan merasa lebih nyaman, enjoy, dan safety dengan sesama perempuan.

“Bisa ngobrol-ngobrol gayeng walapun baru pertama kali bertemu. Apalagi rata-rata 80-90 persen pelanggan GrabCar adalah perempuan,” sambungnya.

Bekal dari Grab diakuinya cukup untuk dia sebagai pengemudi wanita.

“Selain pelatihan berkendara aman dan bela diri dasar, Grab juga punya teknologi keamanan yang luar biasa. Sekarang ada fitur ‘Pusat Keselamatan’ untuk mitra pengemudi dan pengguna,” terangnya.

Di dalam fitur tersebut, tersedia fasilitas bagikan lokasi perjalanan, tombol darurat, dan layanan bantuan.

Selain itu ada juga fitur Free Call, jadi nomor telepon pribadi penumpang dan pengemudi tidak akan bisa dilihat.

”Saya jadi tenang, penumpang juga harusnya merasa lebih nyaman.”
Khusus di kota Surabaya, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp 9 triliun pada 2018.

Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood sejumlah Rp 4,22 triliun, diikuti GrabBike sebesar Rp 3,51 triliun, GrabCar senilai Rp 1.17 triliun, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 50 miliar.

Sementara, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 144 persen dan mitra GrabCar sebesar 114 persen.

Juga, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood meningkat sebesar 34 persen. Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja.

Ada 38 persen mitra pengemudi GrabBike dan agen individual GrabKios, serta 33 persen mitra pengemudi GrabCar yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com