Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Bali Tak Layak Dikunjungi Tahun 2020, Ini Respons Wishnutama

Kompas.com - 22/11/2019, 11:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama bereaksi atas pemberitaan media pariwisata Amerika Serikat, Fodor's Travel, yang menyebut Bali tidak layak dikunjungi wisatawan pada 2020.

Wisnuhutama mengatakan, Bali sebagai destinasi andalan Indonesia masih sangat layak untuk dikunjungi.

"Bisa-bisanya media itu saja. Bali masih sangat layak. Tetapi namanya media, gara-gara berita itu, kalian kan baca. Itu kan taktiknya dia agar dibaca," katanya saat ditemui usai membuka Indonesia Tourism Outlook 2020, di Badung, Bali, Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Bali Tak Layak Dikunjungi Tahun 2020, Ini Respon Stakeholder

Dia menambahkan, pemberitaan tersebut juga harus dijadikan acuan bagi Bali untuk terus berbenah diri.

"Bali dan Labuan Bajo masih punya banyak potensi wisata untuk terus dikembangkan. Kami akan terus mengembangkan, merawat, dan mempromosikan Bali dan Labuan Bajo, dan destinasi wisata lainnya di Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan pemberitaan tersebut adalah kampanye negatif dari pesaing Bali. Menurutnya, kondisi Bali secara umum masih baik.

Hal tersebut dibuktikan dengan setiap tahun Bali selalu diputuskan oleh forum masyarakat dunia sebagai destinasi wisata terbaik.

"Sebenarnya Bali secara umum baik. Ada hal-hal kecil iya," kata Koster di Denpasar.

Koster mengatakan dalam waktu dekat akan mengumpulkan para pelaku pariwisata untuk mengidentifikasi sejumlah masalah yang ada.

Beberapa di antaranya adalah turis yang mulai mencuri, mabuk, berantem, kemudian melanggar, seperti masuk ke tempat suci dan duduk di tempat yang tidak semestinya.

"Kemudian juga kenakalan dan kriminal lain saya kira harus dikelola dengan baik," katanya.

Baca juga: 3 Alasan Bali Tidak Layak Dikunjungi pada Tahun 2020 Versi Fodor

Media wisata asal Amerika Serikat, Fodor's Travel, meluncurkan daftar destinasi yang tak layak dikunjungi pada 2020.

Dari 13 destinasi yang disebut oleh media asal Amerika Serikat itu, Bali dan Pulau Komodo termasuk sebagai destinasi yang dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada 2020.

 

Menariknya, dalam daftar destinasi yang lebih baik dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada 2020 atau No List, Fodor's Travel mencantumkan Bali sebagai salah satu destinasi dalam daftar tersebut.

"Bali, pulau yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, telah menderita efek pariwisata massal dalam beberapa tahun terakhir, sampai pemerintah menarik pajak turis untuk membantu memerangi efek (pariwisata massal) terhadap lingkungan," dikutip dari situs Fodors.com.

Fodor's Travel menyebutkan, Bali pada 2017 dideklarasikan sebagai kawasan darurat sampah lantaran terlalu banyak sampah plastik di pantai dan perairan.

"Badan Lingkungan Hidup Bali mencatat bahwa pulau itu menghasilkan 3.800 ton sampah setiap hari, dengan hanya 60 persen berakhir di tempat pembuangan sampah. Sebuah pengamatan yang jelas bagi siapa pun yang mengunjungi pulau itu," tulis Fodor's Travel.

Baca juga: Di Bali, Menteri Wishnutama Bicara Pentingnya Wisatawan Berkualitas

Hal lain yang menjadi fokus Fodor's Travel ialah kelangkaan air bersih di Bali karena pembangunan vila dan lapangan golf yang berdampak pada petani lokal.

Juga perilaku turis yang tidak senonoh, terutama di kawasan suci pusat peribadatan, membuat pihak berwenang di Bali berupaya membuat peraturan dan pedoman.

"Wisatawan yang mengunjungi situs-situs keagamaan dengan mengenakan pakaian renang, memanjat situs-situs suci, dan umumnya tidak menghormati adat dan norma budaya," tulis Fodor's Travel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com