Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timbun 22 Siswa, Berawal dari Hujan Deras

Kompas.com - 22/11/2019, 05:28 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 22 siswa tertimpa aula SMKN 1 Miri, Sragen, Jawa Tengah, yang roboh setelah diterjang angin kencang yang terjadi pada Rabu (20/11/2019) sore.

Akibat kejadian itu, siswa yang tertimpa reruntuhan aula sekolah mengalami luka-luka bahkan ada yang mengalami patah tulang.

Kepala SMKN 1 Miri, Sarno mengatakan, peristiwa itu terjadi pada saat siswa sedang membuat pagar untuk lapangan tenis.

Pukul 14.30 WIB, hujan deras yang sertai angin kencang turun, hingga membuat sebagian siswa yang sedang membuat pagar lapangan tenis pun berteduh di aula agar tidak kebasahan.

Saat berteduh di aula, para siswa sudah diperingatkan oleh seorang guru pengelasan bernama Mantok, untuk tidak berteduh di sana.

Setelah diperingatkan, sambungnya. Sebagian siswa sudah berpindah lokasi berteduh dan sebagian masih bertahan di aula.

Namun nahas, karena hujan deras yang disertai angin kencang membuat aula terbuka di SMKN 1 Miri pun roboh.

"Kejadiannya itu menjelang shalat ashar, hujan turun anak-anak berteduh. Hujannya sangat deras sekali. Ada saksi anak saya tanya itu katanya sampai tidak kelihatan karena kabut," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu.

Sementara itu, seorang siswa SMKN 1 Miri, Bagas Arya Putra mengatakan, saat kejadian ia bersama siswa lainnya sedang mengikuti pelajaran praktikum di aula tersebut, tiba-tiba turun hujan lebat disertai angin kencang.

"Saat itu baru pelajaran. Ada angin kencang saya lari. Terus tidak sadar," katanya ditemui di RSU Assalam Gemolong, Sragen.

Bagas mengaku baru sadar setelah berada di ruang UKS sekolah. Dia menderita luka di bagian kepala, lecet pipi kanan dan kaki.

Baca juga: Detik-detik Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timbun 22 Siswa

 

Tiga belas siswa masih dirawat di rumah sakit, kegiatan belajar tetap berlanjut

Sarno mengatakan, dari 22 siswa yang terkena reruntuhan aula sekolah, 13 siswa masih dirawat di rumah sakit.

Dijelaskannya, tiga siswa dirawat di RSK Karima Utama, dua orang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, satu orang di RSUD dr Moewardi dan tujuh orang siswa di RSUD Sragen.

Mereka yang dirawat di rumah sakit sebagian besar merupakan siswa kelas X. Ada siswa dari kelas XI dan XII masing-masing satu orang.

"Nanti kita berikan santunan keluarga (siswa) yang jadi korban robohnya aula kemarin. Intinya kita menumbuhkan kepedulian teman-temannya," kata Kepala SMKN 1 Miri, Sarno, yang dihubungi Kompas.com, Kamis (21/11/2019).

Untuk semua biaya pengobatan siswa yang terkena runtuhan aula sekolah di rumah sakit ditanggung oleh Pemkab Sragen dan Provinsi Jateng.

Pasca-kejadian itu, sambung Sarno, siswa tetap masuk seperti biasa karena kerusakan fasilitas sekolah akibat angin kencang tersebut hanya terjadi pada gedung aula.

"Tidak ada masalah. KBM tetap berjalan. Karena ruang kelas masih aman," katanya ditemui di sekolah setempat, Rabu.

Ada pun aula sekolah yang roboh diterjang angin kencang telah dibersihkan secara gotong-royong para relawan dan sekolah.

Baca juga: Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timbun 22 Siswa, Kegiatan Belajar Tetap Berlanjut

 

Korban aula sekolah roboh dapat bantuan pengobatan dari Pemkab Sragen

Mengetahui adanya aula sekolah yang ambruk, dan 22 siswa mengalami luka-luka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memberikan bantuan pengobatan kepada siswa yang menjadi korban robohnya aula SMKN 1 Miri,Rabu sore.

"Tentu Pemkab akan memberikan bantuan pengobatan kepada siswa," kata Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno ditemui saat meninjau robohnya aula sekolah setempat.

Dalam memberikan bantuan pengobatan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Pasalnya, pengelolaan SMK sekarang di bawah Provinsi.

Dedy menjelaskan, pemberian bantuan pengobatan itu agar para orangtua siswa tidak terbebani secara biaya untuk pengobatannya.

"Harapan kita bisa membantu korban ini dalam pengobatannya," jelasnya.

Ia mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang tersebut tidak hanya merusak aula SMKN 1 Miri, juga menumbangkan pohon dan membuat rumah warga rusak, termasuk waterboom Gemolong.

"Yang paling parah ya di SMKN 1 Miri ini. Aula terbukanya roboh," katanya.

Ditambahkan Dedy, aula sekolah yang roboh tersebut bukan merupakan bangunan yang digunakan untuk kegiatan.

Namun, pada saat hujan turun siswa yang sedang melakukan aktivitas pengelasan berteduh di aula.

"Karena hujan mereka berteduh. Kemudian ada angin dan ambruk secara tiba-tiba," ujarnya.

Baca juga: Siswa yang Jadi Korban Robohnya Aula SMKN 1 Sragen Akan Diberi Santunan Keluarga

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Aprillia Ika, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com