Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung SD Nyaris Ambruk, Siswa Ketakuan hingga Kerap Digigit Rayap Saat Belajar

Kompas.com - 21/11/2019, 21:53 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Sudah hampir empat tahun ini, para pelajar dan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjalani rutinitas belajar dan mengajar dengan diselimuti rasa ketakutan.

Bagaimana tidak, mayoritas bangunan ruang kelasnya mengalami kerusakan yang kian parah. Bahkan, satu ruang kelas terpaksa tidak difungsikan lagi lantaran rusak di setiap sudut hingga nyaris roboh. 

Meski demikian, terpantau masih ada satu ruang kelas yang kondisi bangunannya juga sangat tidak layak namun tetap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Kerusakan ruang kelas yang statusnya paling akut ini bahkan dimanfaatkan secara bergantian oleh murid kelas 1 dan kelas 2 untuk menuntut ilmu.

Baca juga: Mari Bantu Siswa SD Filial yang Berseragam Lusuh dan Gedung Sekolah Rusak

Kelas berkapasitas 30-an murid ini begitu tak sedap dipandang mata selayaknya kapal pecah. Sekitar 90 persen plafon telah hancur hingga tampak jelas bagian atap serta genteng. Pun demikian juga dengan lantai kelas yang pecah dan ambles di mana-mana.

Dinding kelas yang terbuat dari papan kayu juga perlahan miring karena tak kuat menahan beban.

Seluruh material kerangka kayu juga terlihat lapuk akibat faktor usia. Sebagian tembok dari semen juga telah keropos hingga menyisakan sejumlah retakan. 

"Kami takut kelasnya ambruk, apalagi saat ini sering hujan. Air hujan bocor di mana-mana. Saat hujan, kami semua ketakutan terlebih ada angin kencang. Kami mohon perbaiki bangunan seklah kami," harap Nur Jamila, siswi kelas 2 SDN 3 Pulokulon saat ditemui Kompas.com di sela aktivitasnya bersekolah, Kamis (21/11/2019).

Lain lagi dengan Ulfa Romadhona, siswi kelas 2 SDN 3 Pulokulon yang justru ketakutan dengan gigitan serangga jenis rayap yang terkadang terlihat menggerogoti bangunan kelasnya.

Hama pemakan kayu itu bahkan tampak merusak lemari berikut buku-buku koleksi di kelas.

"Kadang jatuh dari atas dan menggigit tangan. Sudah kelasnya jelek, banyak rayapnya," kata Ulfa.

Tak punya ruang guru

Kepala SDN 3 Pulokulon, Edy Purnomo, menyampaikan, kerusakan bangunan sekolah mulai termonitor sejak empat tahun yang lalu.

Saat itu pula pihak sekolah sudah berupaya mengajukan permohonan bantuan untuk perbaikan bangunan sekolah.

"Hanya saja belum ada realisasinya hingga saat ini," kata Edy.

Dijelaskan Edy, SDN 3 Pulokulon yang sudah lama didirikan itu bahkan tak memiliki ruang guru.

Para guru terpaksa memanfaatkan ruang perpustakaan sekolah. Total ada 188 murid dan 6 guru di SDN 3 Pulokulon.

"Karena memang tak ada anggaran untuk ruang guru. Kami sih tak masalah, yang penting anak-anak dulu. Kasihan ruangannya banyak yang rusak," ujarnya.

Dari enam ruang kelas, kata dia, tiga ruang kelas di antaranya rusak berat (kelas 1,2 dan 3). Bahkan, dua tahun lalu, ruang kelas 3 harus dipensiunkan karena kondisi bangunannya benar-benar sudah kritis.

"Murid kelas tiga menggunakan ruangan kelas 1. Sementara murid kelas 1 dan kelas 2 saling bergantian di ruang kelas 2, berangkat pagi dan siang. Kami hanya berharap semoga segera ada bantuan dari pemerintah," harapnya.

Dimasukkan ke aplikasi Krisna

Sementara itu Korwilcam Dinas Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Mudjiono, mengatakan, pihaknya sudah mengecek kondisi bangunan SDN 3 Pulokulon.

Baca juga: Kisah Fajri dan Seragam Lusuh, Nasib Pilu Siswa SD Filial di Perbatasan

 

Menurut dia, pihaknya sudah memasukan data pengajuan bantuan perbaikan kerusakan SDN 3 Pulokulon ke pemerintah pusat.

"SDN3 Pulokulon kami prioritaskan dan sudah kami masukkan ke aplikasi Krisna yang dikelola tiga kementerian. Jadi, keputusan tergantung pusat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com