Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan TNI Ditemukan Tewas dalam Keadaan Sujud, Istri Curiga Akibat Kekerasan

Kompas.com - 21/11/2019, 21:01 WIB
Zakarias Demon Daton,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Istri Triyanto, Tri Murti mengungkapkan beberapa informasi baru seputar kematian suaminya, Selasa (19/11/2019).

Triyanto ditemukan tewas di Jalan Taman Sari, perumahan VIP 1, RT 27, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kematian mantan TNI ini diduga akibat kekerasan karena korban mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Polres Balikpapan Utara masih menunggu hasil autopsi tim dokter di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Kota Balikpapan, guna menemukan titik terang penyebab kematian korban.

Tri mengatakan, kematian suaminya diduga disebabkan kekerasan berkaitan dengan sengketa lahan yang tengah dihadapi dia dan suaminya.

Baca juga: Diduga Korban Pembunuhan, Ditemukan Cangkul dan Balok Kayu Berdarah di Dekat Mayat Pria 70 Tahun di Balikpapan

Wanita 60 tahun ini mengatakan, komunikasi terakhir dengan suaminya adalah sehari sebelum korban meninggal atau Senin (18/11/2019) pagi.

Saat komunikasi, Tri berada di Semarang, Jawa Tengah. Melalui sambungan telepon, Tri mengingatkan agar suaminya tak sendirian ke lokasi sengketa.

"Karena felling saya di sana (lokasi) itu banyak preman," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (21/11/2019).

Pasalnya, lahan seluas 500 meter persegi di Jalan Taman Sari, Kilometer (Km) 5,5, Graha Indah yang diklaim sebagai miliknya diserobot orang sejak 2016.

Pagar pembatas, patok dan papan plang nama terbuat dari Kayu Ulin dirusak orang.

Kedua pihak memiliki bukti. Tri dan suaminya memiliki bukti Sertifikat Hak Milik (SHM), sementara lawannya memiliki bukti segel.

Karena perusakan plang itu, kata Tri, suaminya rajin meninjau lokasi lahan dan kemudian memperbaiki plang tersebut.

Kasus sengketa lahan ini pun telah dilaporkan ke Polda Kaltim awal 2017. Namun belum kelar.

"Bapak juga sering dapat teror. Bilang jangan bikin pagar lagi. Tapi bapak ini kan mantan TNI, jadi nggak pernah takut," kata dia.

Kendati demikian, dia menyerahkan semua proses hukum ke Polsekta Balikpapan Utara dan tim dokter untuk autopsinya.

"Apa pun hasilnya kami keluarga tetap menerima. Kami sudah ikhlas," katanya.

Wajah suami tak dikenali

Saat suaminya ditemukan tewas, Tri berada di Semarang. Dia meminta anaknya mendokumentasikan foto jenazah suaminya.

"Hampir saya tidak mengenal muka suami saya," katanya.

Muka suaminya menghitam. Pengakuan dari anaknya, saat ditemukan tewas, posisinya sedang bersujud. Ketika dibalik, di badannya terdapat luka, muka dan hidung mengeluarkan darah.

Pengakuan Tri terkonfirmasi oleh keterangan dari polisi.

"Saya sempat ditelepon polisi. Minta suami saya diautopsi karena ada indikasi kekerasan. Saya iyakan, dan berpesan, tolong dimandikan dan dikafankan," kata Tri, lirih.

Hingga kini pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi untuk mengungkap penyebab kematian Triyanto. Apakah tindak pidana kekerasan atau sakit.

Soal riwayat sakit, Tri mengatakan suaminya punya riwayat jantung sekitar tahun 2000. Namun, setelah diobati, penyakit itu tak muncul lagi hingga 2019.

Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Balikpapan Iptu Subari mengatakan, hasil konsultasi sementara dengan tim dokter, indikasi kuat Triyanto meninggal karena sakit.

Hanya saja, Subari meminta agar awak media bersabar menunggu hasil autopsi.

"Segera kita sampaikan jika autopsi sudah keluar," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Soal luka-luka yang dialami korban, Subari menyebut itu hanya luka lecet di bagian kulit. Lukanya bukan benturan benda keras.

Baca juga: Misteri Balok Kayu dengan Bekas Darah di Lokasi Penemuan Mayat Pria 70 Tahun di Balikpapan

Di sekitar mayat Triyanto ditemukan sejumlah barang seperti cangkul, garpu tala, dan kayu balok.

Subari tak ingin menjelaskan lebih jauh kasus itu karena masih menunggu hasil autopsi resmi dari rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com