"Apa pun hasilnya kami keluarga tetap menerima. Kami sudah ikhlas," katanya.
Wajah suami tak dikenali
Saat suaminya ditemukan tewas, Tri berada di Semarang. Dia meminta anaknya mendokumentasikan foto jenazah suaminya.
"Hampir saya tidak mengenal muka suami saya," katanya.
Muka suaminya menghitam. Pengakuan dari anaknya, saat ditemukan tewas, posisinya sedang bersujud. Ketika dibalik, di badannya terdapat luka, muka dan hidung mengeluarkan darah.
Pengakuan Tri terkonfirmasi oleh keterangan dari polisi.
"Saya sempat ditelepon polisi. Minta suami saya diautopsi karena ada indikasi kekerasan. Saya iyakan, dan berpesan, tolong dimandikan dan dikafankan," kata Tri, lirih.
Hingga kini pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi untuk mengungkap penyebab kematian Triyanto. Apakah tindak pidana kekerasan atau sakit.
Soal riwayat sakit, Tri mengatakan suaminya punya riwayat jantung sekitar tahun 2000. Namun, setelah diobati, penyakit itu tak muncul lagi hingga 2019.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Balikpapan Iptu Subari mengatakan, hasil konsultasi sementara dengan tim dokter, indikasi kuat Triyanto meninggal karena sakit.
Hanya saja, Subari meminta agar awak media bersabar menunggu hasil autopsi.
"Segera kita sampaikan jika autopsi sudah keluar," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).
Soal luka-luka yang dialami korban, Subari menyebut itu hanya luka lecet di bagian kulit. Lukanya bukan benturan benda keras.
Baca juga: Misteri Balok Kayu dengan Bekas Darah di Lokasi Penemuan Mayat Pria 70 Tahun di Balikpapan
Di sekitar mayat Triyanto ditemukan sejumlah barang seperti cangkul, garpu tala, dan kayu balok.
Subari tak ingin menjelaskan lebih jauh kasus itu karena masih menunggu hasil autopsi resmi dari rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.