Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Pejuang Kanker Menyemai Asa di Rumah Pesinggahan

Kompas.com - 21/11/2019, 17:26 WIB
Agie Permadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rumah di Jalan Bijaksana, Pasteur Sukajadi, Kota Bandung, ini tak pernah sepi. Suara canda gurau anak-anak kerap terdengar riang bermain.

Anak-anak ini bukanlah anak biasa, mereka adalah anak yang berjuang melawan getirnya hidup bersama dengan kanker di tubuh.

Siang itu, unit kendaraan ambulans terlihat masuk dan terparkir di halaman Rumah Cinta Anak Cancer.

Windarti (38) dan anaknya Fery (7), keluar dari mobil putih itu lantas masuk ke rumah yang merupakan pesinggahan anak penjuang kanker.

Baca juga: Kisah Silfi Berjuang Melawan Kanker Tulang, Kaki Diamputasi hingga Ingin Sekolah Lagi

Bersama teman-teman sebayanya yang juga pejuang kanker, Fery lantas bermain setelah sebelumnya sempat muntah usai menjalani kemoterapi rutin di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Tawanya lepas, mereka berlarian, bercanda, menciptakan kecerian di sekitar rumah.

Sementara, Windarti berkumpul dengan orangtua lainnya, mengobrol saling berbagi rasa dan cerita seraya memperhatikan anak bungsunya itu.

Kepada Kompas.com, Windarti membagikan kisahnya tentang anak keduanya yang telah berjuang melawan kanker darah atau leukemia sejak tahun 2016.

Kanker itu pun mulai terdeteksi saat usia Fery masih 4 tahun. "Awalnya, ia mengeluh lemes," kata Windarti, ditemui di Rumah Cinta, Rabu (20/11/2019).

Mengetahui kondisi anaknya, warga Karawang ini mengaku kaget bercampur sedih, pikirannya tak karuan. Anak sekecil itu harus hidup dengan kanker di tubuhnya.

"Pikiran saya seperti pecah saat itu, sedih," tutur dia.

Windarti kemudian memeriksakan anaknya ke rumah sakit daerah di Karawang, selang seminggu kemudian dokter rumah sakit setempat merujuknya ke RSHS Bandung.

"Setelah itu dibawa ke Bandung untuk dirawat inap selama dua minggu di RSHS. Sampai saat ini kemoterapi, sekarang mingguan," kata Windarti.

Menurutnya, kesehatan Ferry sempat membaik, namun karena siklus kemoterapi yang sempat terputus di tengah jalan, fery terpaksa harus mengulang kemoterapinya kembali.

Sebagai orangtua, Windarti terus memupuk semangat anaknya untuk tetap berjuang melawan kanker di tubuhnya. "Dia enggak pernah mengeluh ke RS buat kemo atau pengecekan," ujar dia.

Karena harus kemo tepat waktu, Windarti dan anaknya tinggal sementara di tempat persinggahan Rumah Cinta.

Tempat persinggahan itu berkontribusi besar bagi Windarti dan anaknya, sebab tak hanya membantu memberikan tempat persinggahan tapi juga mendorong semangatnya kembali.

Sejak Agustus 2019, Windarti tinggal di Rumah Cinta. Di tempat itu, ia mendapatkan kembali semangatnya setelah banyak berkomunikasi dengan para orangtua ataupun pengelola rumah cinta itu sendiri.

"Saya di semangati teman-teman di sini dan Ambu," kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com