Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembudidaya Ikan Air Tawar Waspada Bakteri Aeromonas

Kompas.com - 21/11/2019, 15:56 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus mewaspadai bakteri aeromonas yang dapat menyebabkan kematian massal pada populasi ikan.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Kelautan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur M Agung Rianto mengatakan, kondisi cuaca saat ini rentan memicu kematian ikan air tawar, baik ikan konsumsi maupun ikan hias.

"Transisi cuaca sekarang ini mengakibatkan kualitas air menurun sehingga ikan menjadi stres. Ketika ikan stres, maka daya tahan tubuhnya turun, sehingga rentan terserang penyakit, salah satunya aeromonas ini," kata Agung kepada Kompas.com, Kamis (21/11/2019).

Baca juga: Menangis hingga Tak Bisa Tidur, Buruh Tani yang Rumahnya Dibangun Tentara

Biasanya, ikan yang sudah terserang bakteri aeronomas memiliki ciri berupa bintik merah dan berubah warna menjadi kuning.

Selain itu, pada kondisi tertentu juga terdapat jamur.

Untuk menanggulanginya, pemberian pakan bisa disertakan dengan campuran antibiotik dengan dosis yang telah disesuaikan dengan luasan kolam dan populasi ikan di dalamnya.

"Cara herbal juga bagus dengan menaburi air kolam dengan bawang putih yang sudah dicacah terlebih dahulu," ujar Agung.

Selain langkah tersebut, jika memungkinkan, aliran air yang masuk ke kolam yang telah terkontaminasi bakteri aeromonas tersebut untuk sementara ditutup.

Ikan-ikan yang masih hidup kemudian dikeluarkan untuk disterilkan di kolam khusus.

"Namun, karena mayoritas pembudidaya ikan di Cianjur ini masih tradisional, sehingga banyak yang tidak punya bak khusus," kata dia.

Baca juga: Ratusan Ikan di Cianjur Mati Mendadak Diduga Akibat Aeromonas

Sementara, terkait langkah-langkah pencegahan, menurut Agung, hal yang harus diperhatikan adalah menjaga kualitas air.

Caranya, menguras kolam secara rutin atau minimal setiap habis panen.

"Kalau pengurasan rutin tidak memungkinkan, sediakan bak kontrol yang berfungsi sebagai filterisasi sebelum air dialirkan ke kolam atau bak-bak ikan," kata dia.

Untuk menjaga air tetap bersih dan pH stabil, menurut Agung, bak kontrol tersebut harus diberi batuan kapur dan split atau batu kerikil.

Kemudian, ditambah arang sebagai penetralisir racun.

"Namun, dari semua usaha itu, intinya kebersihan lingkungan dan kualitas air harus selalu dan tetap dijaga," ucap Agung.

Sebelumnya, pembudidaya ikan nila dan lele di Kampung Tugu, Desa Sukamaju, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami kerugian akibat kematian massal ikan secara mendadak.

Diduga ratusan ikan yang mati dalam rentang sebulan terakhir itu akibat bakteri aeromonas.

Setiap hari, jumlah ikan yang mati bisa mencapai 20 ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com