Sejak kecanduan game online, AD jarang sekali keluar kamar. Bahkan untuk membeli pulsa untuk bermain game, Sayem yang membelikan ke counter HP di perempatan desa.
“Saya kerja membuat lempeng. Meski tak seberapa hasilnya, uang itulah yang saya pakai untuk beli pulsa setiap hari untuk main game online cucu saya. Saya yang belikan wong dia tidak mau keluar kamar,” ucapnya.
Baca juga: 3 Anak di Semarang Alami Gangguan Jiwa akibat Kecanduan Game Online
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Suwoto mengaku akan meminta kepada pihak sekolah untuk terus membujuk dan memberikan pendampingan kepada AD agar mau kembali pergi sekolah.
Pemerintah Daerah Magetan juga akan memberikan pendampingan psikiater kepada AD.
“Kita upayakan ada pendampingan psikiater agar AD bisa terlepas dari kecanduan game. Pihak sekolah juga kita minta terus memberikan support agar siswa mau kembali sekolah,” ujarnya.
Suwoto menambahkan, selain AD ada siswa SMP di Kabupaten Magetan yang terlebih dahulu ditangani oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan terkait ketergantungan dengan game online.
Selain pendampingan upaya pendampingan oleh psikiater, peran keluarga sangat dibutuhkan agar anak anka usai sekolah bisa terlepas dari ketergantungan game online.
“Yang siswa SMP sejauh ini mulai pulih, dia mau bersekolah lagi dengan adanya pendampingan psikiater,” imbuhnya.
Baca juga: Kecanduan Game Online, Puluhan Pelajar Diobati di Rumah Sakit Jiwa Solo
Selain upaya pendampingan psikiater, Suwoto berharap orangtua AD yang merantau ke Kalimantan untuk bisa pulang sejenak melihat keberadaan anaknya.
“Yang berperan penting tetap keluarga, karena di sekolah kan hanya beberapa jam,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, AD siswa kelas 6 SDN 1 Banjarpanjang, Kabupaten Magetan, membolos hingga 4 bulan karena kecanduan game online.
Upaya pihak sekolah untuk membujuk siswanya agar masuk sekolah dengan meminjamkan buku pelajaran dan mendatangi kerumah tidak berhasil karena AD lebih memilih membolos demi main game online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.