Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Sepatu Hengkang ke Jateng, Pengangguran Berpotensi Naik hingga Gubernur Banten Janjikan Investasi Baru

Kompas.com - 21/11/2019, 07:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejak Juni 2019, ada 25 pabrik sepatu yang berinvestasi di Jawa Tengah.

Hal tersebut disampaikan Firman Bakri Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Ia menyebut 25 pabrik sepatu yang akan pindah sebagian besar dari Banten.

Menurut Firman, Jawa Tengah dipilih karena upah minimun kabupaten/kota (UKM) lebih murah yang akan berdampak pada biaya produksi.

Saat ini UMK Tangerang 2019 sebesar Rp 3,86 juta da tahun 2020 mendatang, UMK naik menjadi Rp 4,19 juta.

Baca juga: UMK Lebih Rendah, Pabrik Sepatu di Banten Ramai-ramai Pindah ke Jateng

"UMK-nya tinggi dan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kota) juga (tinggi)," kata dia.

Saaat ini pabrik-pabrik sepatu di Banten masih tetap berproduksi dan belum merumahkan karyawan. Namun mereka sudah sama sekali tidak mengadakan penambahan karyawan.

"Tidak ada penambahan, bahkan mulai ada pengurangan. Kalaupun harus ada PHK pasti mengikuti peraturan perundang-undangan." kata dia.

Rencana relokasi pabrik sepatu dari Banten ke Jawa Tengah, menurut Firman berpotensi menambah ratusan ribu pengangguran baru di Banten.

Baca juga: Pabrik Sepatu Hengkang, Pengangguran di Banten Berpotensi Naik Ratusan Ribu Orang

"Satu pabrik bisa (merumahkan karyawan) sampai 100.000, jadi serapan tenaga kerja alas kaki sangat besar sekali sebenarnya," ujar dia

Sebelumnya Aprisindo pernah melakukan negosiasi dengan Pemprov Banten terkait Upah Minimun Kota/Kabupaten (UMK) dan Upah Minimun Sektor Kota (UMSK) yang cukup tinggi.

Mereka juga bicara terkait insentif yang bisa diraih perusahaan sepatu karena ikut ambil bagian memutar perekonomian di wilayah Banten.

"Selama ini insentif baru dari pusat, dari pemda sendiri nggak ada, apalagi UMK yang tinggi plus UMSK. Kalau UMSK bisa dihapus mungkin bisa lebih kompetitif untuk industri kita," jelas dia.

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu di Banten Pindah ke Jawa Tengah

 

Gubernur Banten janjikan investasi baru

Gubernur Banten Wahidin Halim saat ditemui di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Gubernur Banten Wahidin Halim saat ditemui di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019).
Senada dengan pernyataan Aprisindi, Gubernur Banten Wahidin Halim membenarkan pindahnya pabrik dari Banten ke Jawa Tengah karena biaya produksi yang tinggi.

"Banyak yang gak sanggup, bea produksi tinggi, ekspor juga, prihatin, mangkanya kita berharap pada buruh untuk memahami kondisi sekarang," kata Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019).

Ia mengatakan biaya produksi yang tinggi membuat banyak perusahaan yang terpukul terutama pabrik tekstil dan kaos kaki.

Wahidin Halim menyebut hengkangnya pabrik sepatu dati Banten akan dibarengi dengan ivestasi baru yang akan masuk.

"Kita investasi paling tinggi, Rp 36 triliun mau digelontorkan tahun 2019/2020 ini," kata dia.

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu Ramai-ramai Angkat Kaki dari Banten, Apa Sebabnya?

 

Dibantah Disnaker dan dianggap akal-akalan

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Rakhmansyah saat ditemui di kantornya, Tangerang, Selasa (19/11/2019).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Rakhmansyah saat ditemui di kantornya, Tangerang, Selasa (19/11/2019).
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com Selasa (19/11/2910), Rakhmansyah Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang Rakhamnsyah mengatakan dari 19 pabrik sepatu yang terdata di Disnaker Kota Tangerang, hanya ada satu yang ekpasnsi ke Jawa Tengah.

Rakhmansyah menyebut satu pabrik tersebut bukan pindah tapi membuka cabang baru.

"PT Panarub ini sudah ke Brebes, di sini tetap (beroperasi) ada. Karyawan ada 8.400, dia akan terus melanjutkan di sini," ujar Rakhmansyah saat ditemui Kompas.com di kantor Disnaker Kota Tangerang, Selasa (19/11/2019).

Baca juga: Bantah Asosiasi, Disnaker Tangerang Sebut Tak Ada Pabrik Sepatu Pindah ke Jateng

Sementara itu, Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3), Maman Nuriman mengatakan rencana hengkangnya pabrik sepatu dari Banten hanya akal-akalan pengusaha.

"Itu hanya kamuflase saja. Sesungguhnya (pengusaha) masih mampu (membayar upah tinggi)," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Kawasan Niaga Terpadu Batu Ceper, Kota Tangerang, Rabu (20/11/2019).

Menurutnya perusahaan masih sanggup membayar buruh dengan upah paling tinggi di angka Rp 150.000 per hari.

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu Pilih Hengkang ke Jateng, Ini Kata Gubernur Banten

Dengan hengkangnya pabrik sepatu dari Banten ke Jawa Tengah karena alasan UMK, menurut Maman sama saja dengan memeras keringat buruh.

"Karena melihat di daerah (Jateng) upah buruh sangat rendah sehingga mencari daerah untuk mencapai upah yang sangat rendah," jelas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis : Singgih Wiryono, Acep Nazmudin | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Aprillia Ika, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com