SRAGEN, KOMPAS.com - Kepala SMKN 1 Miri Sragen, Sarno mengatakan, robohnya aula terbuka sekolah karena diterjang angin kencang tidak sampai mengganggu kegiatan belajar dan mengajar (KBM) siswa.
Siswa tetap masuk seperti biasa karena kerusakan fasilitas sekolah akibat angin kencang tersebut hanya terjadi pada gedung aula.
"Tidak ada masalah. KBM tetap berjalan. Karena ruang kelas masih aman," katanya ditemui di sekolah setempat, Rabu (20/11/2019).
Aula terbuka sekolah dibangun pada tahun 2015. Bangunan itu berukuran 12 x 24 meter terbuat dari kayu. Aula itu, katanya, biasa digunakan untuk kegiatan pertemuan.
"Rencana besok pagi untuk kegiatan dari pajak Sragen. Tapi nanti kita alihkan di gedung IPHI," terangnya.
Baca juga: Detik-detik Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timbun 22 Siswa
Aula terbuka sekolah tersebut roboh saat hujan deras disertai angin kencang melanda Sragen.
Kejadian itu mengakibatkan 22 siswa yang sedang berteduh tertimbun reruntuhan atap aula sekolah yang roboh.
Para korban dibawa ke rumah sakit. Mereka mengalami patah tulang, luka lecet dan luka kepala.
Mereka ada yang dirawat di RSU Assalam Gemolong, RSU Islam Yakssi, RSUD Gemolong, RSUD Sragen dan RSK Kamila Utama Kartasura, Sukoharjo.
"Ada 14 siswa yang dibawa ke sini (RSU Assalam Gemolong). Tujuh dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sragen dan tujuh rawat jalan," kata Kepala Jaga RSU Assalam Gemolong, Ria Suhari.
Baca juga: Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timbun 22 Siswa, Sebagian Patah Tulang
Menurut Ria, siswa yang dirujuk tersebut karena mengalami luka di kepala sehingga harus dilakukan pemeriksaan computerized tomography scan (CT scan).
"Jadi, yang luka kepala tari perlu diperiksa menggunakan CT scan," ungkap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.