Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2019, 21:03 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Dinas Sosial Kota Padang angkat bicara soal jaminan kesehatan nasional bagi Ramadhan Khalif Putra (6 bulan), bayi yang jenazahnya dibawa paksa oleh driver ojek online (ojol) dari RSUP M Djamil Padang, Sumbar.

Sekretaris Dinas Sosial Padang Yoserizal mengatakan, tidak tercovernya Ramadhan dalam program JKN-KIS, diduga karena dua kemungkinan.

"Pertama, dia luput dari pendataan atau memang dia tidak lolos sebagai penerima KIS," kata Yoserizal, yang dihubungi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Ambil Paksa Jenazah Bayi dari Rumah Sakit, Ojek Online Minta Maaf

Menurut Yoserizal, untuk mendapatkan KIS harus melalui proses berjenjang dari tingkat RT, kelurahan, Dinas Sosial hingga Kemensos.

Calon penerima KIS diusulkan oleh pihak RT ke kelurahan, kemudian dimusyawarahkan dalam musyawarah kelurahan (Muskel).

"Setelah itu, datanya diajukan ke Dinas Sosial dan kemudian diteruskan ke Kemensos. Dari situ akan muncul data penerimanya," kata Yoserizal.

Dinsos hanya menghimpun data dari hasil Muskel dan kemudian diteruskan ke Kemensos.

"Kalau luput, berarti ada kesalahan dari bawah. Nah, kalau dia tidak lolos verifikasi di awal, maka dia belum berhak menerima KIS," kata Yoserizal.

Sementara orangtua bayi, Dewi Suriani mengatakan, dia sudah mengajukan KIS di kelurahannya, Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah, Padang.

Namun, ternyata tidak lolos. Padahal, Dewi bekerja sebagai pegawai di sebuah laundry kiloan dengan gaji tidak sampai Rp 1 juta per bulan.

Dewi berstatus janda saat itu.

"Saya pernah ajukan dulu, tapi tidak lolos. Akhirnya saya pakai BPJS mandiri. Sementara, untuk Ramadhan saya terlambat mendaftarkan ke BPJS secara mandiri," kata Dewi.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video viral memperlihatkan pengemudi ojek online ( ojol) membawa paksa jenazah bayi dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatera Barat, Selasa (19/11/2019).

Puluhan pengemudi ojol itu mendatangi RSUP M Djamil Padang dan salah satu dari mereka membawa jenazah bayi tersebut.

Puluhan pengemudi ojol itu membawa jenazah bayi rekannya itu dikarenakan kesal dengan birokrasi di RSUP M Djamil yang diduga menahan jenazah bayi karena keluarga belum mampu membayar tagihan rumah sakit sebesar Rp 24 juta.

Pihak RSUP M Djamil membantah mempersulit keluarga membawa jenazah bayi, karena prosedurnya jenazah bisa dibawa pulang setelah dua jam usai meninggal.

Akhirnya pihak rumah sakit menggratiskan biaya perawatan bayi tersebut.

Baca juga: Kasus Driver Ojek Online Bawa Paksa Jenazah Bayi, Pengamat: Ada yang Tak Beres di Program JKN

Pengamat hukum kesehatan Universitas Eka Sakti Padang, Firdaus Diezo mempertanyakan program JKN-KIS yang tidak mampu mencover keluarga miskin, seperti yang dialami Ramadhan Khalif Putra.

Menurut Firdaus, tidak masuknya keluarga bayi yang meninggal dunia di RSUP M Djamil Padang ke dalam program JKN KIS mengindikasikan ada yang tidak beres dalam program itu.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com