Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Pelaku Pelempar Sperma Beraksi akibat Telat Punya Pasangan

Kompas.com - 20/11/2019, 13:11 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - SN (25), tersangka teror pelempar sperma dan begal payudara di Kota Tasikmalaya diindikasikan memiliki kejiwaan normal tapi telat memiliki pasangan.

Pelaku pun sudah kecanduan hal-hal berbau pornografi dan tak bisa berinteraksi sosial secara normal.

"Sebetulnya penyebabnya kompleks, tapi melihat dari usianya pelaku telat memiliki pasangan," kata Kepala Biro Psikologi Solusi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Rikha Surtika MPsi, Rabu (20/11/2019).

"Hasratnya terus didorong oleh konten pornografi tapi tak berhasil menyalurkan hasratnya secara normal ke lawan jenis." 

Baca juga: Pelaku Teror Lempar Sperma dan Begal Payudara di Tasikmalaya Alami Gangguan Ekshibisionisme, Ini Penjelasannya

Pelempar sperma berdaya imajinasi vulgar

Ditambahkan Rikha, dirinya baru menemukan ada kasus aneh seperti ini di Tasikmalaya.

Biasanya pelaku ekshibisionis di kota-kota besae hanya menunjukkan organ vitalnya untuk mendapatkan reaksi dari wanita.

Tapi, pelaku pelempar sperma di Kota Tasikmalaya ini merupakan fenomena baru yang memiliki daya imaginasi sangat vulgar.

"Perlakuannya ini juga akibat tidak bisa menjaga pertemanan dengan manusia atau lawan jenis," ujar dia.

"Juga, ketidakmampuan berinteraksi sosial dan tak bisa mendapatkan pasangan. Terlebih usianya masa ideal untuk menikah." 

Atas ketidakmampuannya tersebut, tambah Rikha, pelaku diduga terus memupuk hasrat seksualnya dengan cara menonton hal pronografi.

Pelaku pun sudah berniat keluar rumah, cari mangsa, dan menyelesaikan hasrat seksualnya dengan cara yang sangat tak biasa sampai menimbulkan keresahan masyarakat.

Baca juga: Ini Motif Pelaku Pelemparan Sperma dan Begal Payudara di Tasikmalaya

Berbeda dari kasus ekshibisionis

"Kasus ini agak aneh karena menyelesaikan kegiatannya di muka publik. Kalau ekshibisionis bukan seperti itu, hanya dengan rekasi menjerit dari yang melihatnya saja mereka sudah terpuaskan," ujar dia.

Sebetulnya, motifnya sama dengan para ekshibisionis lainnya tapi pelaku di Tasikmalaya ini sangat berani dan meresahkan masyarakat banyak.

"Kaya semacam dorongannya sudah gak tertahan. Niatnya keluar rumah cari mangsa dan melakukan itu. Kategori ini masih mengarah ke ekshibisionis. Faktor terlambat menikah," katanya.

Kesimpulannya, kata Rikha, pelaku sangat menstimulasi libido karena faktor pornografi yang ingin mencari sensasi lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com